Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Menyoal Minimnya Regenerasi Lagu Daerah

25 Agustus 2019   23:09 Diperbarui: 25 Agustus 2019   23:20 135 9
Saat ini lagu baru daerah yang berciri khaskan kedaerahan sangat minim sekali ditemukan. Lagu lagu berciri khas daerah yang ada masih seputar lagu lagu lawas yang itu itu saja. Regenarasi lagu berciri khas daerah seolah lumpuh dan semakin hilang ditelan zaman.

Kok Lumpuh kenapa bisa dikatakan begitu, padahal lagu lagu daerah saat ini masih banyak tercipta dan banyak yang mendendangkannya?

Oleh karena itu mengenai perihal lagu daerah harus melihat lagi sudut pandangnya dahulu, apakah lagu daerah yang berbahasa daerah saja ataukah lagu daerah yang berbahasa daerah tapi berciri khas budaya daerah.

Maka kalau melihat dari sisi lagu berbahasa daerah saja memang masih banyak bertaburan, sebut saja lagu bojo loro, iwak peyek, stasiun balapan (ketiganya lagu jawa), Karindangan(Banjarmasin), Janjimu Taroe(Bugis), Sai Anju Mau(Batak), Polo Pakita(Menado) dan banyak lagi lagu yang berbahasa daerah yang boleh juga dikata ini masuk ranah lagu daerah.

Namun kalau dilihat dari genrenya, lagu lagu daerah tersebut diatas tidak bisa di samakan dan di kategorikan menjadi lagu khas daerah, karena dirasakan sangat berbeda sekali dalam hal filosofis dan makna serta kekuatan karakter budaya yang terkandung didalamnya.

Sehingga kalau melihat sisi lagu daerah yang berbahasa daerah tapi berciri khaskan budaya daerah seperti lagu gambang suling, bubuy bulan, ampar ampar pisang, yamko rambe atau lagu Maumere, sudah sangat minim sekali ditemukan sekarang ini.

Nah Coba rasakan maknanya dan filosofisnya serta kekuatan karakter antara dua cuplikan lagu daerah berikut ini yaitu lagu stasiun balapan dan gambang suling,

Ning stasiun balapan
Kuto solo sing dadi kenangan
Kowe karo aku
Naliko ngeterke lungamu

Ning stasiun balapan
Rasane koyo wong kelangan
Kowe ninggal aku
Ra kroso netes eluh ning pipiku

-----

Gambang suling ngumandang swarane
Tulat tulit kepenak unine
Unine mung nrenyuh ake
Barengan lan kentrung ketipung suling
Sigrak kendangane

-----

Kedua lagu diatas sama sama berbahasa daerah dan merupakan lagu daerah, tapi sangat berbeda sekali dalam hal filosofis, karakter dan maknanya,

Lagu stasiun balapan secara filosofis dan karakter tidak terlaku kuat dalam menggetarkan jiwa dan nurani karena hanya berbicara masalah cinta dan kisah kisah yang menyertainya.

Namun kalau lagu gambang suling secara filosofis, makna dan karakternya begitu kuat, bila di dendangkan dengan penuh penjiwaan, akan ada sensasi yang menenangkan dan menggetarkan jiwa, membawa alam pikir dalam theater of mind atau mendeskripsikan bentuk suling dan seolah secara sayup sayup mengiangkan suara sulingnya dalam alam bawah sadar.

Inilah yang sangat mendasari perbedaan diantara lagu daerah sekarang ini, lagu daerah zaman dahulu memang kelihatannya saja sepele dalam bait dan syair bahkan musikalitasnya tapi jangan salah menilai, lagu daerah zaman dahulu memiliki kekuatan filosofis, makna dan karakter yang membuat lagu daerah tersebut begitu terasa magis.

Lalu bagaimana menyikapi kondisi ini?

Tentu saja seluruh bangsa ini wajib dan harus turut berperan serta demi melestarikan lagu daerah yang berciri khas daerah. Dan yang paling utama dalam hal ini adalah perlunya peran pemerintah yang berkaitan dengan tugas pokoknya dibidang seni dan budaya harus penuh tanggung jawab untuk mengupayakan, mengembalikan dan melestarikan khasanah warisan budaya bangsa ini.

Zaman akan terus bergerak secepat berkembangnya teknologi, maka jika terkait melestarikan lagu yang berciri khas daerah ini tidak terealisasi, maka niscaya ancaman akan  kepunahan lagu daerah yang berciri khas daerah akan terjadi, dan tentunya ini tidak di inginkan oleh seluruh bangsa ini.

Oleh karena itu, mari dari sekarang kita dendangkan kembali lagu lagu daerah kita, kita ciptakan lagi sebanyak banyaknya, sehingga lagu daerah yang berciri khas daerah tak akan pernah hilang ditelan zaman.

Hanya berbagi.
Sigit.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun