Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Menilai dan Dinilai

30 September 2013   11:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:12 80 0
Hari minggu kemarin ada beberapa pengalaman yang dapat aku jadikan sebagai bahan refleksi hidup. Tentang bagaimana menilai dan bagaimana dinilai. Menjelang hari beranjak siang, ada teman yang mengajak untuk menggambar sket. Itu merupakan pengalaman pertama aku dalam aktivitas di dunia sket. Mulailah goresan pensil memenuhi kertas putihku. Kurang lebih 5 menit jadilah gambar sket sebuah gedung. Setelah jadi gambar banyak teman yang menilai dan beragam pendapatnya. Bagi ku, setelah sebuah karya jadi kita harus siap dinilai. Entah itu hasilnya memuaskan hati atau mengecewakan.

Ditempat yang sama pula ada acara seminar pendidikan politik, dimana ada sesi pengenalan para caleg yang akan ikut pada pesta demokrasi 2014. Ada sekitar 10 orang para caleg dan satu orang DPD, jumlah yang cukup banyak dilingkup Wilayah dan komunitas yang kecil. Akupun sempat kaget, ternyata banyak juga para caleg yang akan berebut kursi di wilayahku. Dari sekian caleg hanya ada beberapa yang kukenal, selebihnya tak tahu.

Para caleg supaya dipilih, harusnya berkarya dulu bagi masyarakat. Ada karya ada penilaian bagi masyarakat pemilih. Ini sekarang, tiba-tiba tak ada karya tak pernah nonggol di masyarakat, minta dipilih. Para caleg itu sama halnya dengan tangan yang memegang pensil. Jika tangan hanya memegang pensil saja, tanpa mengoreskan ke kertas putih, gambar tak akan pernah jadi. Jika caleg hanya mengandalkan pencitraan aja, tanpa ada kerja nyata mana bisa masyarakat percaya. Mumpung masih ada waktu, silahkan goreskan kerja kalian di tengah masyarakat, biar masyarakat kelak tak salah pilih.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun