Saat Indonesia dihadapkan pada tantangan global dalam persaingan ekonomi dan perdagangan dengan bangsa-bangsa lain. Terlebih lagi, saat ini sudah dimulainya perjanjian AFTA (Asean Free Trade Agreement), yakni orang-orang asing dapat dengan bebas masuk bekerja di bumi pertiwi ini. Jika bangsa Indonesia kalah dalam bekerja dengan orang-orang asing disini, maka kita bisa merasa asing dinegara sendiri malahan mereka justru menjadi tuan rumah dinegeri orang lain. Tentunya hal ini merupakan warning agar kita lebih aware dan terus memacu diri untuk lebih baik lagi. Pastinya, ada sejumlah syarat tertentu yang harus dipenuhi bangsa Indonesia tercinta, jika ingin bersaing di pasaran mancanegara, yakni budaya unggul. Namun, budaya unggul Indonesia saat ini masih jauh dibandingkan dengan budaya unggul bangsa lain. Sebenarnya, Indonesia tidak kalah dengan budaya bangsa lain. Tanah air kita yang terkenal dengan negara yang kaya akan sumber daya alamnya dan sekaligus bangsa yang kaya akan suku hingga pakaian, rumah adat yang khas dan juga mempunyai kearifan lokal dimasing-masing daerahnya. Saya pun sepintas teringat lagu Koesplus yang merupakan grup band legenda Indonesia tahun 60-an, yakni berjudul kolam susu. Liriknya pun sangat ringan, namun nyata yaitu: “bukan lautan hanya kolam susu, kail dan jala cukup menghidupimu, tiada badai tiada topan kau temui, ikan dan udang menghampiri dirimu, orang bilang tanah kita tanah surga”. Tentunya kita juga perlu mencontoh budaya unggul bangsa lain yang jauh lebih maju dari negara kita, negara Jepang adalah salah satu contoh negara yang mengalami kemajuan pesat dalam pertumbuhan ekonominya. Setelah kota Hiroshima dan Nagasaki luluh lantak karena terkena bom nuklir sekutu saat perang dunia ke dua, yakni bulan Agustus 1945. Selepas dari sejarah kelam ini, Jepang perlahan mulai bangkit menjadi macan asia dalam bidang teknologi dan ekonomi. Ada beberapa budaya yang bisa saya pelajari dari Jepang, diantaranya adalah:
KEMBALI KE ARTIKEL