Secara umum sepanjang tahun 2020 Kabupaten Pacitan terasa sepi dan sunyi dari hiruk-pikuk, gegap-gempita berbagai pesta seni-budaya. Tidak terdengar alunan musik dan Festival dalam kategori ini ialah peristiwa yang dikelola baik oleh komunitasnya atau dengan bantuan pemerintah yang telah memasukkannya ke dalam program kerjanya. Saat memebicarakan hiburan ronthek ini sebelum pandemi covid-19, keberaadaan hiburan ini sangat dilarang dan kegiatan lain pun ikut di berhentikan dahulu selama masa pandemi hadir di masyarakat Pacitan. Yang biasa nya ramai para nenek (simbok), kawula muda (bocah enom) berkumpul untuk latihan kothekan thek-thek dengan menggunakan kenthongan dan bambu amat sangat asri dan nyaring untuk di dengar dan menghibur penduduk dusun atau desa Pacitan. Dua tahun lama nya pandemi merajalela. Iya, 2020 sampai 2021 sampai seni rontek ini sempat tidak terlihat lagi hingga diadakan kembali saat sudah ada keputusan dari pemerintah bahwa pandemi sudah berlalu dan sedikit demi sedikit diperbolehkan untuk mengadakan hiburan. Dan begitu antusiasnya para penduduk untuk menyelenggarakan kembali hiburan kesenian rontek hingga memulai kesiapan di bulan ramadhan. Hingga akhirnya dengan kesiapann para penduduk desa Pacitan untuk terus berkarya dan mempertahankan peninggalan leluhur maka harus dilestarikan kesenian budaya yang berada di Pacitan agar kelak akan selalu tersirat makna seni rontek Pacitan.Â