Entah sudah berapa bulan Iyah melakukan rutinitas itu. Menunggu pagi tiba. Duduk di kursi kayu sambil menopang dagu. Kantuk selalu menyerang, tapi mata takkan pernah terpejam. Iyah masih setia duduk di kursi kayu itu sampe matahari meninggi. Dia akan membereskan semuanya ketika siang sudah menjelang. Setiap pagi dia melakukannya. Menyambut kedatangan Eman, suaminya dari berjaga malam. Sepiring ketela pohon rebus dan teh tubruk tawar selalu dihidangkannya menyambut kedatangan suaminya setiap pagi.