Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Wanita Penunggu Pagi

2 Mei 2014   22:43 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:56 50 0
Piring berisi empat potong ketela rebus itu masih utuh. Juga teh tubruk tanpa gula yang sudah dingin. Semua masih di tempatnya semula. Di atas meja kayu bundar peninggalan ibundanya dulu. Iyah masih juga duduk di kursi kayu yang sama menunggu pagi.

Entah sudah berapa bulan Iyah melakukan rutinitas itu. Menunggu pagi tiba. Duduk di kursi kayu sambil menopang dagu. Kantuk selalu menyerang, tapi mata takkan pernah terpejam. Iyah masih setia duduk di kursi kayu itu sampe matahari meninggi. Dia akan membereskan semuanya ketika siang sudah menjelang. Setiap pagi dia melakukannya. Menyambut kedatangan Eman, suaminya dari berjaga malam. Sepiring ketela pohon rebus dan teh tubruk tawar selalu dihidangkannya menyambut kedatangan suaminya setiap pagi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun