Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga

Belajar Menjadi Penonton Santun

20 Mei 2014   16:25 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:20 63 0
Tulisan ini merupakan tulisan lama kala menonton pertandingan persahabatan antara Timnas U-23 Indonesia dengan Timnas U-21 Malaysia. Namun tidak ada salahnya jika saya mereviu kembali untuk mengingatkan kembali agar kita menjadi bangsa yang santun. Kamis malam (5/3), Stadion Maguwoharjo Sleman Yogyakarta menjadi saksi betapa sesat pikirnya suporter Indonesia meski Indonesia memenangani pertandingan dengan skor 3-0.

Saat pertandingan berjalan, sering samar terdengar kata-kata seperti 'b*b*, anj**ng' dari tribun penonton ketika mereka mengolok pemain-pemain Malaysia. Sekasar itukah anak bangsaku terhadap tim tamu yang bertandang ke negeri ini dalam rangka pertandingan persahabatan jelang perhelatan Asian Games di Incheon, Korea Selatan pada pertengahan 2014 nanti?

Belum lagi lemparan botol-botol minuman, gulungan kertas yang meluncur deras dari tribun penonton di gawang Malaysia, serta riuh rendah 'huuu' kala Malaysia melakukan pelanggaran terhadap pemain kita. Berkali-kali terdengar himbauan lewat pengeras suara untuk tidak melakukan tindakan-tindakan terpuji tersebut, namun penonton tetap abai.

Ketika skor telak pun tercipta ketika laga berakhir, penonton seakan belum puas melampiaskan kekesalannya pada timnas Malaysia. Mereka rusuh hingga akhirnya polisi menembakkan gas air mata sebanyak tiga kali untuk membubarkan mereka. Polisi pun menangkap beberapa suporter yang ditengarai sebagai dalang kerusuhan.

Saya tak habis pikir, menangpun rusuh, apalagi kalah? Bisa-bisa pertandingan dihentikan di tengah jalan karena situasi yang sangat tidak kondusif.

Sebagai bangsa yang beradab, kita wajib menghormati tim tamu yang bertanding di negara ini, apalagi dalam rangka "friendly match". Olahraga merupakan salah satu ajang untuk menunjukkan keagungan suatu bangsa dengan nilai sportifitas di dalamnya. Dalam makna luas, sportif bisa diartikan sikap penonton yang lebih santun terhadap tim tamu. Adalah sah mendukung tim tuan rumah sebagai wujud nasionalisme, tapi dukungan itu tidak berarti menjelekkan dan mencemooh tim tamu di luar batas kesantunan. Tidak etis pula melempar botol minuman dan gulungan kertas ke lapangan kala laga sedang berjalan.

Saya yakin, pertandingan persahabatan ini juga menjadi berita olahraga internasional. Alangkah tidak elok jika kemenangan Indonesia "dibumbui" dengan rasisme penonton dan kerusuhan. Karenanya, belajar lebih santun dan berpikir lebih cerdas dalam menghadapi tim-tim tamu menjadi keharusan agar bangsa ini namanya tidak ternoda di dunia olahraga karena ulah suporternya yang melampaui batas kesopanan. Saya yakin kita bisa melakukannya jika kita mencintai negeri ini. Salam olahraga!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun