Kamis (31/10/2013) Pikiran Rakyat melalui rubrik Kampus-nyamenurunkan laporan yang berjudul Kampus, Masihkah Menjadi Prodesen Pemimpin? dengan tokoh utamanya adalah mahasiswa dan kampus. Kurang lebih inti laporan itu menggambarkan kondisi kampus yang belum mampu menghasilkan pemimpin-pemimpin handal, serta kampus yang saat ini lebih cenderung pada aspek pendidikan semata dan mengesampingkan pengabdian kepada masyarakat. Belum lagi, saat ini antusiasme mahasiswa untuk berorganisasi cukup rendah dan kalaupun berorganisasi, dangkal pemahamannya. “Saya melihat organisasi kampus sudah tidak begitu menarik bagi mahasiswa. Setidaknya, ada pergeseran dorongan berorganisasi mahasiswa sekarang dengan era’80-an. Dulu, mahasiswa berorganisasi karen ada dorongan agar bisa berkiprah secara politis. Saat ini, tidak sedikit mahasiswa yang kalaupun berorganisasi, lebih karena dorongan untuk memenuhi CV (curriculum vitae) sebagai alat melamar kerja” kata Fadjroel Rahman mantan aktivis mahasiswa era ’80-an (PR, 31/102013).
Menarik jika mencermati sejarah perjalanan gerakan mahasiswa Indonesia, sebut saja dari awal kemerdekaan atau masa Orde Lama (Orla), Orde Baru (Orba) sampai dengan era sekarang, yang disebut sebagai era reformasi. Kita akan mendapati bahwa dari tiga masa itu (Orla, Orba, Reformasi) gerakan mahasiswa memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dalam setiap masanya.
Gerakan Mahasiswa Masa Orla (1945-66)