Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Ulang Tahun Keponakan dan Wanita Pembungkus Kado

19 Februari 2012   04:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:28 1136 0
1 Januari 2012. Keponakan saya, Gracia Arinda Sarsanto, hari ini berulang tahun. Usianya 3 tahun. Ia masih sangat cadel. Ia tidak bisa menyebut "permen", tetapi "demen". Bila menyanyi lagu "Cicak di Dinding", ia tidak bisa menyebut "merayap", tapi "dedayap". Saya berjanji membelikannya sebuah hadiah ulang tahun. Namun, hingga menjelang malam, hadiah itu tak kunjung saya beli. Sejak tadi sore, Malang diguyur hujan deras. Hujan tak kunjung reda. Malam telah tiba. Bersama seorang teman baik saya, Junaedi Ridwan, akhirnya saya memutuskan pergi ke Gajahmada Plaza, membeli beberapa kaset vcd anak-anak untuk Gracia. Hujan turun sangat deras, sepanjang perjalanan bersepeda motor kami mengenakan jas hujan. Di toko kaset itu tidak tersedia kertas kado. Setelah bertanya kepada penjual di toko kaset, saya menemukan toko yang menjual kertas kado. Kertas kado itu ada di sebuah toko aksesoris. Penjaga toko itu adalah seorang wanita muda. Ia berkulit terang, mengenakan kaos putih. Penampilannya begitu sederhana. Di toko itu saya melihat sebuah kertas kado berwarna biru dan bergambar ikan. Saya bertanya kepadanya bisakah saya minta tolong agar kaset-kaset vcd yang saya beli ini dibungkuskan karena tak lama lagi perayaan kecil ulang tahun Gracia akan dimulai. "Bisa," katanya. "Ongkosnya dua ribu." Saat dia membungkus kado itu, saya dan Junaedi melihat-lihat barang-barang yang dijual di toko aksesoris itu. Tidak ada satu pun barang yang menarik minat kami: sepatu anak-anak, kaos kaki kecil, kalung, cincin, gelang, dan lain-lain. Saya mendekati wanita itu. Saya amati gerak-geriknya yang sangat teliti membungkus kado. Ia melipat kertas kado itu dengan lurus di beberapa bagian, lalu memotong bekas lipatan itu menggunakan cutter dengan rapi. Ia mempersilakan saya duduk, namun saya lebih suka melihatnya membungkus kado. Saat kado itu hampir selesai dibungkus, ia bertanya kepada saya, "Ini untuk anaknya ya, Mas?" "Bukan, ini untuk keponakan saya. Usianya tiga tahun," kata saya. Tiga kaset vcd itu selesai dibungkus. Sangat rapi. Dia berkata, "Mau enggak kalau kado ini saya tambahi dengan hiasan pita kecil?" "Wah, tidak usah, Mbak. Jangan repot-repot," kata saya. "Tidak apa-apa kok, Mas." Ia pun membuat pita kecil dari sisa kertas kado itu. Saat ia membuatnya, saya iseng-iseng bertanya, "Mbak tinggal di mana?" "Di daerah Juanda, Mas." Saya tidak tahu di mana itu Juanda. Junaedi berkata kepada saya kalau Juanda itu tidak terlalu jauh dari Pasar Besar kota Malang, dekat apotek Boldy. Kami bertiga kemudian bercakap-cakap tentang beberapa hal remeh: tokonya buka dan tutup jam berapa, sudah berapa lama ia bekerja di toko itu, dan lain-lain. Percakapan kami yang berlangsung tak lebih dari lima menit itu, tanpa saya sadari melahirkan pertanyaan ini kepada wanita itu: "Mbak sendiri sudah punya anak?" "Anak saya sudah meninggal, Mas. Enam bulan lalu." Saya tak bisa berkata apa-apa lagi. Wanita itu menyelesaikan pita yang dibuatnya untuk ditempelkan di kado itu. Kado itu pun selesai dibungkus. Saya dan Junaedi meninggalkan wanita itu, wajahnya yang tampak murung. Saya dan Junaedi mampir ke sebuah warung kopi untuk berteduh, menunggu acara ulang tahun Gracia yang akan diadakan di sebuah warung steak setengah jam kemudian. Keluarga saya merayakan acara ulang tahun Gracia dengan penuh sukacita. Saat kami tengah merayakan ulang tahun, seorang teman baik saya yang lain, Yohanes Purwonegoro, menelepon saya. Ia bercerita kalau ia tak bisa pulang karena kehujanan sepulang dari gereja yang ada di dekat rumah saya. Sekarang Yohanes sudah bisa naik sepeda, dulu ia selalu berjalan kaki ke mana-mana. Malam ini rumah orang tua saya ramai. Junaedi dan Yohanes turut menginap di rumah ini. Orang-orang di rumah ini bercanda dengan riang. Gracia tengah bermain dan senang dengan kado-kado yang diterimanya malam ini. Saya kembali mengenang wanita itu. Mungkinkah ia tengah memikirkan anaknya di alam baka ketika jari-jemarinya yang telaten itu membungkus kado untuk Gracia? Hujan sudah reda. Suara kodok bersahut-sahutan dengan nyaring. Satu per satu penghuni rumah ini terlelap. (*) Malang, 1 Januari 2012

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun