Berkunjung ke Jogyakarta, kita disuguhi berbagai macam media komunikasi luar ruang (poster, coretan dinding, spanduk) bertuliskan Anti-Premanisme, I Love Kopassus, Jogja Berhati Nyaman, dll. Tidak ada yang salah dengan segala materi komunikasi tersebut. Kita memang harus mendukung pemberantasan preman dan premanisme sesuai dengan ketentuan hukum, mendukung kinerja Kopassus dalam segala tindakan mengawal demokrasi dan mewujudkan kedamaian hingga berujung pada kenyamanan hidup di Jogyakarta. Kejanggalan muncul ketika menyadari bahwa komunikasi ini dipublikasikan setelah kontroversi penyerangan lapas Cebongan oleh oknum Kopassus.