bintang terlihat sepi menghiasin langit malam
saat hujan diwaktu senja membasahi bumi
lantunan suara katak ramai menghiasi telaga itu
namun suara jangkrik tiada tampak ditelinga ku
hati ini berbisik saat benak membayang wajah nya
dia seorang gadis yang tampak manja dibinar hati ini
mungkinkah peraduan ini bisa menjalin bersama nya
sedangkan dia masih menutup pintu hati nya untuk ku
Kina,
sapa ku penuh kelembutan untuknya
dia mahasiwa ditempat ku mengais rezeki
bincang penuh canda selalu kami utarakan bersama
senyuman dan lirik matanya membuat ku jatuh hati kepadanya
Kina,
cinta ini selalu sepi dalam hidup ku
bawalah aku kedalam relung hati mu
dimana cahaya kasih hati itu untuk ku
hanya kamu yang aku nanti dihati ini
disaat pintu hati itu terbuka untuk ku
biarlah aku yang berharap dihati ini
hingga pedang cinta ini kembali bersinar
cinta bisu ku menabur kristal-kristal dihati ini
tiada yang tertawan meluapkan rasa rindu dihati ini
Kina,
ingatkah waktu kita bermanja di pantai itu
menikmati pancaram sinar dikala senja menghampiri
hati ini merasakan getaran yang tak perna dirasakan sebelumnya
dimana angin dan gelombang tenang dipantai itu melarutkan kita dalam canda
walau hanya sejenak getaran rasa dihati ini di pantai itu
aku selalu bermimpi kedatangan mu dengan membawa sapu tanga kasih yang kau berikan
membasuh segala sepi hidup ini dikala malam ku nikmati dan fajar yang selalu ku kejar
Kina,
walau hanya ukiran hati ini yang ku beri
semoga kau mengerti akan gundah ku selama ini
telah ku rajut benang sutra nan jambu menghiasi hati kita
tebing-tebing tinggi telah ku daki tuk meraih bunga-bunga keabadian cinta kita
resah ku menunggu jawaban mu kian pasti
dikala kau baca surat hati lugu ku tuk meraih cinta mu
ungkapkanlah dikala fajar nanti saat kita terbangun dari tidur
aku hanya bisa menerima segala apa yang kau putuskan atas pertalian ini
salam imaji ku dipenghujung mimpi akan keutuhan cinta bertabur secawan altar istana dungu ku
Banda Aceh, 26 April 2010
Rusdiansyah Hutagalung "Si Sajak Dungu"