Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Jangan Mencintai Apa Adanya

20 Januari 2011   16:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:21 350 0
Aku mulai tidak nyaman dengan argument tersebut. Aku akui memang kenyataannya dicintai orang yang mencintai kita apa adanya adalah sebuah kenyamanan. Namun sahabat, kita hidup bukan didalam dunia yang serba stabil, semua dinamis,semua tumbuh dan semua berubah.  Salah satu keabadian didunia adalah perubahan.  Apakah kita tetap sebagai tokoh “apa adanya” ?? Tanah liat akan menjadi guci bila dia berada ditangan perajin guci. Besi akan menjadi pisau bila dia berada pada pemandai besi. Untuk menjadikan guci yang indah, sering kali tanah liat dihujam pukulan. Untuk menjadikan pisau yang tajam sering kali besi dihantam palu dan terbakar bara. Jika perajin guci mencintai tanah liat apa adanya, maka yang ada hanya tanah liat. Dan takkkan pernah ada guci yang indah. Jika pemandai besi mencintai apa adanya besi, yang ada hanya lempengan besi. Dan takkan ada pisau tajam. Maka mencintailah untuk menemaninya dalam setiap proses kehidupan. Dan libatkanlah cinta dalam keabadian perubahan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun