Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

Jelajah Kota Tua

18 Juni 2010   03:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:28 2861 0

Akhir pekan telah tiba !

 

 

Di saat liburan telah tiba, tentu saja kita ingin berlibur. Membunuh jenuh, melepas rutinitas. Namun, manakala uang sedang pas-pasantapi kaki tetap ingin melangkah. Mata ingin dimanja, tak melulu melototin TV atau majalah. Jiwa ingin dibasuh oleh pengalaman. Pikiran merindu Segara Wawasanseluas samudera. Wisata Kota adalah solusinya.

 

 

Berikut ini adalah catatan perjalananku pada hari Minggu, 13 Juli 2008. Semoga menginspirasi Anda untuk menjelajah sejarah Kota Tua. Selamat Membaca…



  Inilah rute wisataku dalam sehari :Pelabuhan Sunda Kelapa – Menara Syahbandar – Museum Bahari  dan Pasar Ikan– Galangan Kapal VOC – Museum Sejarah Jakarta (Fatahillah) – Museum Bank Indonesia – Museum Bank Mandiri – TPI (Muara Angke).  

 

  PELABUHAN SUNDA KELAPA 

Dalam perjalanan ini, kami bertiga—saya, Ayah dan adik. Kami bertolak dari rumah pukul 08.30 wib menuju Pelabuhan Sunda Kelapa – Jakarta Utara. Jarak dari rumah kami ke Pelabuhan Sunda Kelapa sekitar 10 Km. Dengan berbekal camilan & air mineral secukupnya, tak lupa bawa kamera.

 

 

 

Dua kali berganti angkutan. Tibalah kami di Pelabuhan Sunda Kelapa pada jam 09.15 wib.

[caption id="attachment_170219" align="aligncenter" width="500" caption="Pelabuhan Sunda Kelapa"][/caption]  

 

Secara geografis, pelabuhan Sunda Kelapa terletak di Teluk Jakarta atau tepatnya terletak di jalan Baruna Raya No. 2 Jakarta Utara, lebih kurang 8 Km sebelah Barat pelabuhan laut Tanjung Priok. Luas area pelabuhan Sunda Kelapa adalah 631.000 m2, sedangkan luas perairannya adalah 12.090.000 m2. Alur pelabuhannya sepanjang 2 mil dan lebar 100 m2 dibatasi dengan beton.

 

 

 

Menyusuri pelabuhan Sunda Kelapa sambil memotret beberapa kapal dan aktivitas pelabuhan. Dari ujung ke ujung yang bentuknya seperti huruf U. Setelah puas, kami berteduh di sebuah lapak yang sedang tidak dipakai jualan. Letaknya di sisi jalan, berseberangan dengan sederet kapal yang sedang sandar. Sambil ngemil, kami mencermati sekeliling.

  [caption id="attachment_170220" align="aligncenter" width="330" caption="Turis Asing "][/caption]  

Ada rombongan turis asing—sekeluarga, dipandu seorang guide. Melintas di depan kami. Tak lama ada 2 orang cewek, lagi-lagi turis asing, melintas bersama seorang guide. Sejenak kemudian datang serombongan turis asing lagi, kali ini sepertinya dari travel. Rombongan ini mencoba naik ke salah satu kapal yang tertambat, melalui titian papan kayu setapak. Hohoho….sungguh berani mereka, padahal tak ada pegangan, lagipula kalau terpeleset kan mereka langsung tercebur ke laut. Fiuh….teriknya mentari menyadarkanku bahwa kini sudah pukul 10.30 wib, kami meninggalkan Pelabuhan Sunda Kelapa.

 

 

 

 

Pengen tau “Jejak Kejayaan Sunda Kelapa” ? klik di sini

 

 

 

MENARA SYAHBANDAR

Kami melangkah ke Menara Syahbandar yang letaknya tidak jauh dari Pelabuhan Sunda Kelapa. Kira-kira jalan kaki cuma lima menit, dengan ritme langkah sedang. Letaknya ada di tikungan jalan, di pinggir kali, setelah jembatan. Ada di sisi kanan jalan, kalau kita dari arah Pelabuhan Sunda Kelapa. Di seberangnya ada Galangan Kapal VOC. Menara Syahbandar ini dibangun oleh VOC pada tahun 1839. Fungsinya sebagai kantor pabean atau pengumpulan pajak dari barang-barang yang diturunkan di pelabuhan dan sekaligus sebagai menara intai. Setelah pembangunan Pelabuhan Tanjung Priok usai (1886), menara yang dalam bahasa Belanda disebut Uitlij sudah berkurang perannya. Sampai 1960-an di sekitar tempat inilah tanda kilometer satu Kota Jakarta, sebelum dipindahkan ke Monas.

[caption id="attachment_170224" align="aligncenter" width="211" caption="Menara Syahbandar"][/caption]

Kini, bangunan Menara Syahbandar ini agak miring akibat lalu-lalang container dan truk besar. Menara ini terdiri dari empat lantai. Saat di pintu masuk, kita sudah dihadapkan oleh tangga ke lantai atas. Namun, di sisi kiri tangga ada ruang sempit yang memajang beberapa foto kapal, mercusuar & aktivitas kepelabuhan. Di setiap pertengahan tangga antar lantai, ada sebuah lukisan di dinding yang dominan melukiskan pelabuhan & kapal. Dengan kondisi tangga kayu dimana jarak antar anak tangga tanpa penutup, maka saya harus berhati-hati melangkah, jika tak ingin tergelincir ke celah itu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun