Ibunya masuk UGD, akibat pecah pembuluh darah dan komplikasi penyakit. Dokter sarankan segera operasi sesar untuk menyelamatkan satu dari dua orang yang tengah bersenyawa itu. Adik Rahmah yang baru delapan bulan dalam kandungan adalah prioritas dengan segala pertimbangan medis.
Ayah Rahmah menangis. Tapi Rahmah, tidak. Dia tegar, begitu kata orang. Lebih tepatnya, dia polos dan tak tahu apa yang tengah terjadi. Bahkan, meski hampir seluruh wajah ayahnya dilumuri air mata, Rahmah tetap terlihat tenang dan dingin. Dia hanya bertanya, "Ayah, Ibu mana?" Kata ayahnya, "Ibu dan ade lagi sama dokter." Anehnya, Rahma tersenyum, lalu mengulang kata yang sama penuh ceria, "Ade...ade...ade...," sejak pagi.