Saya teringat puisi Mata Luka Sengkon Karta karya Peri Sandi Huizache yang amat
masyhur. Terlebih, saat ia membacakan sendiri puisi tersebut. Boleh jujur, puisinya begitu kritis dan mengalir indah lariknya. Saya kutip sedikit saja baitnya:
KEMBALI KE ARTIKEL