Tapi, pagi itu adalah laga krusial bagi AC Milan--dan tentu saja lawannya saat itu, Juventus. Milan sedang memuncaki klasemen Serie A dengan poin 50, sedangkan Juventus di peringkat 2 dengan selisih 1 poin. Namun, Juventus masih mempunyai satu laga tunda karena badai es.
Maka, saya tak boleh melewatkan pertangan dini hari itu.
Pertandingan berlangsung panas sejak menit awal. Milan yang mengalami krisis di lini tengah, terpaksa memasang sayap kiri Urby Emanuelsen sebagai playmaker. Kehadiran Sulley Muntari pinjaman dari Inter Milan juga membuat stok di lini tengah menjadi lumayan. Sementara Juventus tampil dengan kekuatan penuh. Sayang sekali, Antonio Conte salah memilih penyerang. Dia menyiapkan Borriello di lini depan dan mencadangkan Matri ataupun Vucinic. Padahal, menurut saya keduanya akan lebih berbahaya bagi lini belakang Milan daripada Borriello.
Di babak pertama, Milan tampil perkasa dengan permainan yang sangat bagus. Umpan-umpan pendek dan kerjasama yang apik pun menghasilkan sebuah gol lewat kaki Nocerino. Dan, Milan terus menyerang. Hingga sebuah sundulan Muntari yang sudah jelas2 melewati garis gawang dianulir wasit. Harusnya skor 2-0 untuk Milan di babak pertama.
Babak kedua, Milan masih terus menyerang. Sementara Juventus kesulitan menembus pertahanan Milan. Hingga Matri dan Pepe masuk ke lapangan. Hasilnya, Matri mencetak sebuah gol yang sayangnya dianulir wasit pula karena dianggap offside.
Setelah episode tersebut, Milan terlihat mulai kelelahan. Mereka sepertinya hanya hendak bertahan dan puas dengan keunggulan 1 angka. Namun petaka terjadi 6 menit jelang laga usai. Lewat tendangan keras Matri, Juventus pun menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Skor tetap sama hingga laga usai.
Andai saja gol kedua Milan tidak dianulir, mungkin hasilnya akan berbeda. Semangat pemain Milan di babak kedua pun akan berlebih.