Ketimpangan gender adalah isu yang terus relevan meski kita telah memasuki era digital. Di satu sisi, perkembangan teknologi membuka peluang baru bagi perempuan untuk berpartisipasi di ruang publik. Di sisi lain, patriarki justru menemukan bentuk baru dalam dunia maya, seperti melalui pelecehan siber (cyber harassment) dan stereotip gender. Dalam perspektif Kartini, tokoh emansipasi perempuan Indonesia, fenomena ini menuntut kritik mendalam dan aksi transformatif.
KEMBALI KE ARTIKEL