Siang itu turun hujan, di sebuah rumah yang berjarak dari jalan aspal, jauh dari jalan raya, juga tidak terpetakan dari pusat kota, saya duduk menonton tiga anak bermain lempar bola di teras. Pagi hari, penderes nira naik ke pucuk pohon kelapa, lalu turun memikul sajeng (air nira) dalam tabung-tabung kayu yang dipikul di pundak, melintasi jalanan berbukit terjal yang menukik dan berbelok tajam. Oleh mereka, sajeng ini disetor ke pengolah nira untuk dimasak dan diproduksi jadi gula merah.
KEMBALI KE ARTIKEL