Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

Manfaat dan Kegunaan Olahraga Bagi Anak di Usia Dini

22 Mei 2015   21:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:42 252 0
Menurut John W.Santrock, permainan ialah suatu kegiatan yang menyenangkan yang dilaksanakan untuk kepentingan kegiatan itu sendiri. John W Santrok juga menyebutkan beberapa fungsi permainan, yaitu:

1.Permainan meningkatkan afiliasi dengan teman sebaya, mengurangi tekanan, meningkatkan perkembangan kognitif, meningkatkan daya jelajah, dan memberi tempat berteduh yang aman bagi perilaku yang secara potensial berbahaya.

2.Permainan meningkatkan kemungkinan bahwa anak-anak akan berbicara dan berinteraksi dengan satu sama lain.

3.Permainan sebagai wadah untuk mempraktikkan peran-peran yang mereka akan laksanakan dalam hidup masa depannya.

Berdasarkan hasil observasi pada anak-anak dalam permainan bebas di sekolah asuhan, Patern sampai pada kategori-kategori permainan berikut:

a.Unoccupied Play terjadi ketika anak tidak terlibat dalam permainan seperti anak-anak lain umumnya, tetapi mungkin berdiri di suatu titik, memandang ke sekitar ruangan, atau melakukan gerakan-gerakan acak yang tampaknya tidak memiliki suatu tujuan.

b.Solitary Play terjadi ketika anak bermain sendirian dan mandiri dari orang lain. Anak tampaknya asyik sendiri dan tidak banyak peduli terhadap apapun yang sedang terjadi. Anak berusia 2 dan 3 tahun lebih sering terlibat dalam solitary play daripada anak-anak prasekolah yang lebih tua.

c.Onlooker Play terjadi ketika anak menonton orang lain bermain. Anak dapat berbicara dengan anak-anak lain itu dan menanyakan pertanyaannya tetapi tidak masuk ke dalam perilaku permainan mereka. Minat aktif anak pada permainan anak-anak lain membedakan onlooker play dari unoccupied.

d.Parallel Play terjadi ketika anak bermain terpisah dari anak-anak lain, tetapi menggunakan mainan-mainan yang sama seperti yang digunakan oleh anak-anak lain atau dengan cara meniru cara mereka bermain. Anak-anak yang lebih tua lebih jarang terlibat dalam jenis permainan ini, walaupun anak-anak prasekolah yang lebih tua bahkan sering terlibat dalam parallel play.

e.Associative Play terjadi ketika permainan melibatkan interaksi sosial dengan sedikit organisasi atau tanpa organisasi. Pada jenis permainan ini anak cenderung lebih tertarik dengan satu sama lain daripada dengan permainan yang mereka sedang lakukan. Meminjam atau meminjamkan mainan dan mengikuti atau mengajak anak-anak lain antri adalah contoh-contoh associative play.

f.Cooperative Play meliputi interaksi sosial di dalam suatu kelompok yang memiliki suatu rasa identitas kelompok dan kegiatan yang terorganisasi. Cooperative Play ialah prototipe bagi permainan masa pertengahan anak-anak, walaupun masih terlihat dimainkan pada tahun-tahun prasekolah.

Jenis-Jenis Permainan

1.Permainan Sensorimotor atau Praktis

a.Permainan Sensorimotor adalah perilaku yang diperlihatkan oleh bayi untuk memperoleh kenikmatan dari melatih perkembangan (skema) sensorimotor mereka. Bayi berusia 9 bulan mulai memilih benda-benda baru untuk penjelajahan dan permainan, khususnya benda-benda yang responsif seperti mainan yang dapat bersuara atau memental. Bayi berusia 12 bulan memperoleh kenikmatan apabila dapat mengerjakan sesuatu dan menjelajahi sebab dan akibat. Pada usia 12 bulan ini, bayi menyukai mainan-mainan yang melakukan sesuatu bila disentuh atau digerakkan.

b.Permainan Praktis melibatkan pengulangan perilaku ketika keterampilan-keterampilan baru sedang dipelajari atau ketika penguasaan dan koordinasi keterampilan-keterampilan fisik atau mental diperlukan dalam permainan atau olah raga. contoh permainan ini adalah berlari, melompat, meloncat, dll.

2.Permainan Pura-pura/Simbolis. Permainan pura-pura atau simbolis terjadi ketika anak mentransformasikan lingkungan fisik ke dalam suatu simbol. Antara usia 9 dan 30 bulan, anak-anak meningkatkan penggunaan benda-benda di dalam permainan simbolis mereka. Jenis permainan khayalan ini mulai terjadi pada anak yang berusia kurang lebih 18 bulan dan mencapai puncak pada usia 4-5 tahun, kemudian akan menurun secara berangsur-angsur.

3.Permainan Sosial. Permainan sosial ialah permainan yang melibatkan interaksi sosial dengan teman-teman sebaya. permainan yang terjadi di antara anak biasanya bisa bersifat kasar, tetapi selalu ada tawa dalam melakukannya seperti bergulat, saling mengejar, mendorong, dan lain-lain.

4.Permainan Konstruktif. Permainan konstruktif mengkombinasikan kegiatan sensormotor/praktis yang berulang dengan representasi gagasan-gagasan simbolis. Permainan konstruktif terjadi ketika anak-anak melibatkan diri dalam suatu kreasi atau konstruksi suatu produk atau suatu pemecahan masalah ciptaan sendiri.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa permainan bertujuan untuk:

1.Meningkatkan kesadaran akan diri sendiri dan orang lain.

2.Mengurangi tekanan atau kecemasan yang dialami oleh anak.

3.Meningkatkan perkembangan kognitif.

4.Meningkatkan daya jelajah (imajinasi).

5.Memberi tempat untuk menyalurkan perasaan-perasaan yang mungkin tidak dapat dilakukan di tempat umum atau tempat lain.

6.Meningkatkan kemungkinan bahwa anak-anak akan berbicara dan berinteraksi dengan satu sama lain.

7.Mempraktikkan peran-peran yang mereka akan laksanakan dalam hidup masa depannya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun