Mohon tunggu...
KOMENTAR
Edukasi Artikel Utama

Anak Gemuk Sehat Atau Gemuk Penyakit?

31 Maret 2015   01:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:46 51 0
Pada umumnya para orang tua sangat senang melihat anaknya gemuk. Anak gemuk bagi mereka terlihat lebih sehat. Malah tak sedikit orang tua yang merasa malu dan sedih saat melihat anaknya kurus. Saya sendiri pernah mendengar ucapan tentangga seperti ini "anak si  X sehat ya, badannya gemuk. loh lihat anak kita badannya kurus". Awalnya saya setuju dengan pendapat tetangga saya tersebut, karena bagi rata-rata orang awam anak gemuk berarti sehat. Padahal jika kita lebih peka terhadap kesehatan seorang anak, maka bisa jadi paradigma "anak gemuk adalah sehat" berubah sesuai pengetahuan yang kita dapat. Karena tidak selalu anak yang gemuk adalah sehat, terkadang gemuknya seorang anak adalah obesitas bagi mereka.

Pusat kendali dan pencegahan penyakit AS (2010) mengkategorikan kegemukan seorang anak ke dalam obesitas, kegemukan dan beresiko kegemukan. Kategori ini ditentukan dengan memperhitungkan tinggi dan berat tubuh. Anak-anak dan remaja yang berada pada atau di atas persensentil ke-97 diklasifikasikan sebagai obesitas, anak-anak dan remaja yang berada pada atau di atas persentil ke-95 diklasifikasikan sebagai kegemukan, sedangkan anak-anak dan remaja yang berada pada atau di atas persentil ke-85 beresiko kegemukan.

Dalam pembahasan ini, kita akan lebih memperinci pembahasan tentang kegemukan seorang anak, sehat atau tidak sehat ?
Kita bisa mendapati atau melihat anak-anak yang gemuk disekitar kita. Baik itu merupakan anak sendiri, keponakan ataupun anak tetangga. Bahkan tak jarang kita juga akan mengatakan anak gemuk itu sehat saat pertama kali melihatnya, padahal kita tak pernah tau badan gemuk yang dimiliki oleh anak tersebut sehat atau tidak.

Berikut ini hal-hal yang merupakan penyebab kegemukan tidak sehat pada anak :

1.  Faktor genetik
Merupakan faktor yang cukup sulit dihindari seorang anak, jika seorang anak memiliki ibu atau ayah yang mempunyai kelebihan berat badan maka besar kemungkinan juga dapat diturunkan pada anak tersebut.

2. Makanan cepat saji
Banyak kita temui restoran-restoran yang menyediakan berbagai macam makanan cepat saji  yang mengandung banyak penyedap berhaya. Studi nasioanl terbaru mengungkapkan bahwa 45% menu makanan anak-anak terlalu banyak mengandung lemak transgenik dan lemak jenuh yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dan penyakit jantung. Hal ini disebabkan karena terlalu banyak mengkonsumsi makanan siap saji.

3. Minuman ringan
Minuman ringan atau softdrink disajikan dengan bermacam bentuk dan rasa yang unik membuat anak-anak banyak menggemarinya. Padahal minuman ringan ini mengandung kadar gula yang tinggi menyebabkan berat badan cepat bertambah.

4. Kurangnya aktivitas fisik
Pada umumnya anak-anak sangat suka melakukan aktivitas fisik seperti berlari-lari kecil, bergoyang dan melompat. oleh karena itu kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan oleh seorang anak akan mempengaruhi kesehatannya seperti penumpukan lemak di badan anak tersebut yang disebabkan kurangnya aktivitas fisik yang dilakukannya.

Para orang tua sangat menginginkan anaknya tumbuh dengan kegemukan normal bukan obesitas. Oleh karena itu ada baiknya para orang tua menghindarkan anak-anaknya dari poin-poin diatas dan melakukan poin-poin positif yang akan diurai dibawah ini,

1.  Berikan anak asupan gizi seimbang
Asupan gizi yang seimbang sudah pasti adalah asupan makanan yang tidak mengandung bahan penyedap, dan pemberian asupan gizi ini harus sesuai dengan umur dan aktivitasnya. Jika seorang anak merupakan anak yang sangat aktif dalam melakukan aktivitas fisik maka ada baiknya asupan gizi yang diberikan harus lebih banyak dan sesuai dengan aktivitasnya.

2. Memberikan nutrisi pendamping terutama protein albumin
Protein albumin adalah nutrisi yang sangat penting yang dibutuhkan setiap sel dalam tubuh anak untuk pertumbuhan dan perbaikan. Oleh karena itu protein ini sangat dibutuhkan anak agar ia tumbuh sehat dan kuat.

3. Mengajak anak berolahraga
Aktivitas fisik mempengaruhi pertumbuhan, kesehatan dan kekokohan tulang-tulang anak. Para orang tua sudah seharusnya membersamai anak melakukan aktivitas fisik satu kali seminggu diluar aktivitas fisik yang dilakukan anak itu sendiri. Karena selain sangat berpengaruh pada kesehatan, hal semacam ini juga berpengaruh pada keharmonisan hubungan orang tua dan anak.

Kesehatan seorang anak memang sudah seharusnya diperhatikan oleh orang tua. Peran orang tua sangat berpengaruh pada kesehatan anaknya. Jika orang tua sedikit saja lalai terhadap kesehatan anak maka hal-hal yang tidak diinginkan bisa saja terjadi seperti sakit, kematian ataupun yang lainnya. Begitupun dalam memberikan asupan makanan, baiknya sebagai orang tua memberikan asupan makanan yang bergizi dan tidak mengandung bahan penyedap yang berbahaya bagi kesehatan anak.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun