Sebagai negara dengan warisan budaya yang kuat, Indonesia masih menghadapi tantangan serius terkait kekerasan seksual di ruang publik, yang kerap diasosiasikan dengan budaya patriarki yang mendalam. Budaya ini menciptakan ketidaksetaraan gender yang menyuburkan kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan. Pemerintah Indonesia telah merespons isu ini dengan mengimplementasikan langkah-langkah pencegahan, sambil semakin mengadopsi perspektif feminisme untuk meretas akar penyebab dan mengubah norma-norma yang mendukung kekerasan seksual. Artikel ini akan mengeksplorasi upaya pemerintah dalam konteks ini, serta mengevaluasi sejauh mana pendekatan feminisme mampu membawa perubahan positif dalam merubah budaya patriarki di Indonesia.
KEMBALI KE ARTIKEL