Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Sukiyem adalah Wajah Bencana di Pelosok Purworejo

21 Juni 2016   01:07 Diperbarui: 21 Juni 2016   01:20 30 0
Malam itu tim Yakkum menemui Sukiyem, perempuan berusia 55 tahun lebih, yang menderita polio di kedua kakinya sejak lahir. Dia tinggal di Desa Purbowono Kecamatan Kaligesing bersama ayahnya yang telah berusia lebih dari 90 tahun dan mengalami penurunan pendengaran dan penglihatan karena usia lanjut.  Mobilitas Sukiyem terbatas dengan mengandalkan kekuatan tangan untuk bergerak dari tempat tidur dan dapur. Sesekali adiknya yang juga telah mempunyai cucu dan tinggal di dusun yang sama datang menengok  mereka.  Sehari-hari kegiatan mata pencaharian Sukiyem sangat terbatas.  Sempat merencanakan usaha pembuatan minyak kelapa murni (VCO) bersama Pusat Rehabilitasi YAKKUM, tetapi saat ini usaha itu belum dimulai karena kendala harga bahan mentah (kelapa) yang cenderung naik.  Rumah Sukiyem yang terbuat dari kayu dan beratap genteng tanah liat pernah dihantam batu seukuran rumah saat terjadi longsor beberapa tahun lalu namun Sukiyem tidak ingat persisnya tahun berapa kejadian itu. Dia dan orang tuanya hanya mendengar suara gemuruh dan tidak paham tanda-tanda akan terjadinya longsor sehingga tidak berusaha menghindar. Untung mereka selamat , hanya rumah yang rusak berat saat itu. Ya, rumah Sukiyem dan orang tuanya terletak di bawah sebuah tebing tinggi, seperti pada umumnya pemukiman warga di  wilayah Kaligesing yang terletak di dataran tinggi di Pegunungan Menoreh yang melintas sepanjang Propinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.  Belum lagi sinyal telephone yang timbul tenggelam (lebih sering blank spot) menyulitkan komunikasi di daerah tersebut.  Sukiyem maupun adiknya juga tidak mempunyai telepun genggam, tak tampak adanya radio atau alat komunikasi lain di rumah sederhana itu.  Saat terjadi hujan deras  yang mengguyur seluruh wilayah Pulau Jawa bagian Selatan sekitar tanggal 17-19 Juni 2016 kemarin, wilayah Kaligesing mengalami longsor parah di beberapa titik, utamanya di Desa Jelok.  Sampai dengan Senin 20 Juni 2016 diberitakan 47 orang tewas  dan 15 orang dinyatakan hilang akibat longsor di  Jawa Tengah[1].

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun