Kenakalan remaja sering kali dipandang sebagai masalah perilaku yang harus segera diperbaiki. Orang tua, master, hingga masyarakat kerap melihatnya sebagai bentuk pemberontakan, sebuah aksi yang melawan norma dan aturan yang ada. Namun, jika kita melihat lebih dalam, apakah kenakalan remaja semata-mata soal pemberontakan, atau justru merupakan panggilan mereka untuk diperhatikan? Pada usia remaja, individu berada pada masa transisi penting dalam hidupnya. Mereka bukan lagi anak-anak, tetapi juga belum sepenuhnya dewasa. Dalam proses mencari jati diri, sering kali muncul rasa frustrasi, ketidakpastian, dan kebutuhan akan pengakuan dari lingkungan sekitar. Ketika mereka merasa diabaikan, terjebak dalam ekspektasi yang kaku, atau tidak diberikan ruang untuk berekspresi, kenakalan menjadi cara mereka mengekspresikan rasa tidak puas.
KEMBALI KE ARTIKEL