Di umurmu yang genap dua tujuh kamu mulai mencemaskan kesendirianmu. Permintaan bapak untuk mandi ke Puang Naba yang katanya telah banyak membuat perempuan berhasil dipinang, kembali kamu pikirkan. Juga saran sepupumu yang menganjurkanmu mandi, karena barangkali saja di masa lalu ada yang sakit hati lantas membuat semacam sekat di tubuhmu agar laki-laki tak mau mendekat. Kamu menceritakan itu pada teman sekamar, tapi mereka hanya tertawa. Kuno sekali cara seperti itu. Kamu ikut tertawa, seolah-olah membenarkan ucapan temanmu. Meski demikian hatimu masih saja cemas.
KEMBALI KE ARTIKEL