Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman budaya dan bahasa, salah satu contoh kekayaan budaya dan bahasa yang dimiliki oleh Indonesia terdapat pada suku sunda. Sebagian besar bahasa sunda pada umumnya digunakan oleh masyarakat Jawa Barat dan sekitarnya, bahasa sunda memiliki sistem penulisan yang dikenal dengan aksara Sunda. Menurut Peraturan Daerah (Perda) Nomor 6 Tahun 1996, yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Barat aksara sunda adalah sistem ortografi hasil kreasi masyarakat Jawa Barat yang meliputi aksara dan sistem pengaksaraan untuk menuliskan bahasa Sunda. Aksara sunda berjumlah 32 buah yang terdiri dua jenis (Ahmad Darsa, Undang, Suryani, 2021). Pertama aksara swara yang terdiri dari 7 huruf vokal seperti a, e, i, o, u, e, dan eu, jenis kedua aksara ngalagena yang berjumlah 25 huruf konsosan seperti ka-ga-nga, ca-ja-nya, ta-da-na, pa-ba-ma, ya-ra-la, wa-sa-ha, fa-va-ga-xa-za, kha-sya. Untuk membantu pembacaan, aksara Sunda juga memiliki tanda vokalisasi yang disebut rarangken. Tanda ini digunakan untuk mengubah, menambah, atau menghilangkan bunyi vokal pada huruf dasar. Ada 13 jenis rarangken yang ditempatkan di atas, di bawah, atau sejajar dengan huruf dasar.
KEMBALI KE ARTIKEL