Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Carut-marut Data di Saat Genting

27 April 2020   15:34 Diperbarui: 27 April 2020   15:34 34 2
Pandemi Covid-19 khususnya di Indonesia belum menemui tanda- tanda akan usai. Dengan diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB), Physical Distancing, dan sebagainya, sudah pasti melumpuhkan sebagian besar kegiatan masyarakat. Khususnya dalam mencari penghidupan. Bekerja, mencari nafkah, kini terbatasi lantaran kebijakan sebagai salah satu cara mengurangi penularan si Corona. Perlahan tapi pasti, beberapa manusia mulai kehilangan mata pencaharian. Mungkin tidak jadi masalah jika seorang karyawan swasta dengan pengahasilan lima belas juta perbulan harus kehilangan separuh gajinya karena kebijakan perusahaan sementara pandemi ini terjadi. Toh beliau bisa masuk kerja lagi dan mendapatkan gaji penuh saat pandemi usai. Namun, tidak demikian bagi para pekerja sektor informal yang benar- benar tercekik akan keadaan. Yang hampir tidak punya cadanganĀ cuan untuk sekadar makan. Pedagang kopi, sopir angkot, pedagang es kelapa muda di tepi pantai wisata, tukang pijit, bahkan berimbas pada tukang cukur kecil-kecilan yang harus kehilangan pelanggan karena memilih potong rambut sendiri di rumah karena takut keluar rumah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun