Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Aspek Ibadah, Latihan Spiritual, dan Ajaran Moral dalam Islam

3 Desember 2021   06:30 Diperbarui: 3 Desember 2021   06:47 2709 1

1. Aspek Ibadah

Dasar hukum

Ibadah adalah cinta dan ketundukkan yang sempurna.
Firman Ilahi Allah SWT berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Artinya : "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku". (Q.S. Az-zariyat ayat 56)



Demikian pula firman Allah berikut:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ وَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Artinya: "Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa". (Q.S. Al- Baqarah ayat 21)

Dasar ilmu Fiqih:

Dasar ilmu Fiqih ibadah adalah yakni al-Qur'an dan as-Sunnah al-Maqbulah. As-Sunnah al-Maqbulah artinya sunnah yang dapat diterima. Dalam kajian Hadits Sunnah al-Maqbulah dibagi menjadi dua yaitu: hadits Shahih dan hadits Hasan. Hal ini disandarkan pada Hadits berikut:

تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ

Artinya: "Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya". (Hadits Shahih Lighairihi, H.R. Malik; al-Hakim, al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm. Dishahihkan oleh Syaikh Salim al-Hilali di dalam At Ta’zhim wal Minnah fil Intisharis Sunnah).

Menurut  Zakiah Daradjat bahwa pertumbuhan rasa beribadah telah ada sejak masa kanak-kanak. Pendidikan adalah pihak yang memberikan ruang dan kesempatan bagi anak untuk membentuk pembiasaan terutama dalam hal beribadah.

Dengan adanya proses pendidikan, diharapkan dapat terbentuk kemandirian seseorang individu untuk beribadah. Untuk sampai pada tahap kemandirian tersebut, perlu ditanamkan berbagai pembiasaan. Kebiasaan pada prinsipnya terbentuk karena adanya sesuatu yang dibiasakan, dengan adanya pembiasaan akan terbentuk sesuatu yang sulit ditinggalkan. Nilai-nilai yang ditanamkan dalam pembiasaan beribadah berkaitan erat dengan keyakinan atau akidah, ibadah, dan perilaku atau akhlak.

Ibadah adalah aspek terpenting dalam kehidupan manusia. Di dalam ibadah seseorang akan membangunkan pengharapan atas segala kelemahan yang ada pada dirinya. Ibadah juga suatu bentuk pembelajaran yang menanamkan nilai kedisiplinan. Aktivitas ibadah yang teratur oleh waktu, pada dasarnya adalah pola menanamkan kedisiplinan. Bila nilai-nilai ini dapat ditanamkan sejak dini pada usia kanak-kanak, maka akan membentuk karakter yang kuat. Pembiasaan kedisiplinan beribadah pada anak secara alamiah akan melahirkan karakter kemandirian.

Aspek ibadah di dalam Islam adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Karena lewat ibadah seseorang hamba akan dinilai oleh Sang Pencipta yakni Allah SWT sejauh mana keyakinan serta ketaqwaannya. Tidaklah Allah menciptakan manusia di muka bumi ini kecuali untuk beribadah kepada-Nya. Tentunya beribadah dengan mengikuti syariat Islam yang telah dibawah oleh nabi Muhammad SAW. Pokok ibadah dalam islam adalah melaksanakan rukun Islam, yaitu: Syahadat bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah Rasulullah, menegakkan salat, membayar zakat, puasa ramadhan dan haji kebaitullah (bila mampu).

Manusia diciptakan semata-mata untuk beribadah kepada tuhan yaitu mengerjakan salat, puasa, haji, dan zakat. Soal ibadah memang amat penting artinya dalam ajaran Islam. Tapi mestikah kata “Liya budun” disini berarti ibadah, mengabdi atau menyembah? Sebenarnnya Tuhan tidak berhajat untuk disembah atau dipuja manusia. Tuhan adalah Maha Sempurna dan tak berhajat kepada apapun. Oleh karena itu kata “Liya budun “ di sini lebih tepat kalau diberi arti lain daripada arti beribadah, mengabdi, memuja, apalagi menyembah. Lebih tepat kalau kata itu diberi arti tunduk dan patuh dan kata “Abada” memang mengandung arti tunduk dan patuh.

Tujuan ibadah

Manusia, bahkan seluruh makhluk yang berkehendak dan berperasaan, adalah hamba-hamba Allah. Hamba sebagaimana yang dikemukakan di atas adalah makhluk yang dimiliki. kepemilikan Allah atas hamba-Nya adalah kepemilikan mutlak adan sempurna, oleh karena itu makhluk tidak dapat berdiri sendiri dalam kehidupan dan aktivitasnya kecuali dalam hal yang oleh Allah SWT. Telah dianugrahkan untuk dimiliki makhluk-Nya seperti kebebasan memilih walaupun kebebasan itu tidak mengurangi kepemilikan Allah. Atas dasar kepemilikan mutlak Allah itu, lahir kewajiban menerima semua ketetapan-Nya, serta menaati seluruh perintah dan larangan-Nya.

Manfaat beribadah

Ada beberapa manfaat baribadah kepada Allah yaitu:

1. Membantu penulis lebih bisa berpikir jernih

2. Membantu mengertian apa tujuan hidup penulis

3. Merasa lebih tenang dan damai
 
4. Membantu penulis dalam mengontrol emosi

5. Membantu penulis dapat meraih kesuksesan  


Ibadah bukan hanya dilakukan untuk menggugurkan kewajiban saja, namun dalam beribadah kita juga harus bersungguh-sungguh untuk mendapatkan kemudahan dalam menjalani kehidupan ini dan dijauhkan dari semua hal-hal buruk. Ibadah juga dilakukan untuk menggambarkan rasa syukur atas semua karunia dan kenikmatan yang  telah Allah berikan kepada setiap manusia. Selain itu beribadah kepada Allah harus dilakukan dengan ikhlas, bukan untuk mendapatkan pujian dari orang lain atau maksud-maksud lainnya.

2. Latihan Spiritual

Latihan spiritual adalah fokuskan jiwa pada tuhan dan pikiran pada pekerjaan. Di bawah ini, yang dilakukan untuk melakukan latihan spiritual dalam kehidupan sehari-hari  yaitu:
 1). Mulailah hari dengan meditasi singkat atau doa
2). Berdoa untuk meditasi berjalan
3). Berdoa pendek sepanjang hari
4). Hitung rasa syukur anda
5). Baca buku tentang spiritualitas
6). Masukan spritualitas ke dalam rutinitas harian anda
7). Bersabar dan dedikasikan diri penulis untuk menemukan jalan


Latihan penyempurnaan diri dilakukan dengan perilaku ritual keagamaan, seperti beribadah, tetapi tidak hanya beribadah melainkan juga ketika melakukan aktivitas lain yang didorong oleh kekuatan spiritual. Religius adalah kenyataan yang terjadi dalam sepanjang perjalanan sejarah umat manusia. Religius diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan, mulai dari hubungan dengan masyarakat hingga hubungan dengan Allah SWT.  

Ada enam prinsip latihan spiritual yaitu:

1. Ada banyak jalan menuju Tuhan sebanyak jumlah manusia yang ada

2. Berangkat dari banyak menuju satu

Hasil dari usaha kita akan jauh lebih kuat apabila kita mengkonsentrasikan usaha penulis pada satu daripada banyak.

3. Meningkat dari kasar (nyata) menuju kehalus (maya)

Latihan spiritual yang halus lebih kuat dari yang kasar. Sebagai contoh, sebuah hubungan dimana dua orang berjabat tangan dalam pertemanan, sedangkan dalam kenyataannya, mereka tidak saling menyukai. Secara fisik seperti itu hanyalah memperlihatkan tampak luar saja. Sedangkan dilain pihak, dua orang bisa benar-benar merasa berjabat tulus walaupun tanpa kontak fisik. Sama halnya ketika tiba saatnya pelatihan spiritualitas, tergerak hanya oleh persembahan ritual luaran (tingkat fisik) tanpa rasa bakti, dan ini harus dirubah menjadi suatu rasa yang benar-benar tulus bakti kepada Tuhan atau dengan rasa keinginan yang kuat untuk pengembangan spiritual.

4. Melakukan latihan spiritual sesuai dengan tingkatan spiritual

5. Melakukan latihan spiritual sesuai dengan jaman

6. Mempersembahkan kepada Tuhan sesuai bakat atau kemampuan


Tujuan dari latihan spiritual secara Islam adalah sebagai praktik spiritual dalam Islam dipratikkan dalam salat (doa ritual) dimana umat Islam menundukkan semua pikiran dan hanya berkonsentrasi pada Allah, juga melalui bentuk-bentuk kegiatan ibadah seperti puasa, dan haji.  

Manfaat latihan spiritual adalah pengembangan kepribadian dengan latihan spiritual, kepribadiaan penulis berubah permanen menjadi lebih baik, merasa bahagia, merasa damai dan sejahtera.


3. Ajaran Moral dalam Islam

Moral  adalah kecenderungan tingkah laku atau perbuatan seseorang yang diukur melalui norma, adat istiadat, dan agama. Ajaran moral dapat berbentuk wejangan-wejangan, ketetapan yang diyakini masyarakat, norma-norma, patokan-patokan dan khotbah-khotbah tentang bagaimana manusia dapat bertindak menjadi manusia yang baik.

Dikalangan umat Islam, moral berarti akhlak. Menurut bahasa, kata akhlak bentuk jamak dari mufradnya khuluq yang berarti budi pekerti (Djatnima, 1996:26). Pengertian tersebut mengandung arti bahwa akhlak berhubungan dengan budi, rasio(akal) sesuatu kekuatan yang berfungsi untuk mendorong manusia berbuat sadar. Akhlak juga berhubungan dengan pekerti yaitu apa yang dilihat dalam manusia, yang didorong oleh perasaan batin(hati).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat ditarik pengertian bahwa moral atau akhlak berhubungan dengan perilaku atau perangai manusia yang mendasarkan pada kesadaran jiwa, bahwa seseorang telah terikat oleh keharusan memutuskan untuk mencapai nilai yang baik (norma/agama) yang diyakininnya dan berlaku di masyarakatnya.

 Peranan akhlak dalam kehidupan manusia yaitu:
1. Akhlak terhadap Allah SWT

Akhlak terhadap Allah SWT adalah dalam bentuk pengakuan bahwa tiada tuhan selain Allah. Hanya ia yang memiliki sifat sifat yang terpuji, demikian agung sifat itu yang semua mahluk hidup tidak ada yang mampu mengetahi dengan baik betapa kesempurnaan dan keterpujiannya Allah SWT. Maka dari itu mereka sebelum akan memuji-Nya, akan bertasbih dan mensucikan diri terlebih dahulu.


2. Akhlak terhadap sesama manusia

Al-Quran menjelaskan perlakuan sesama manusia, baik berupa larangan, seperti membunuh, menyakiti badan atau harta tanpa alasan yang benar, juga termasuk larangan menyakiti hati, walaupun disertai dengan memberi.

۞ قَوْلٌ مَّعْرُوْفٌ وَّمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّنْ صَدَقَةٍ يَّتْبَعُهَآ اَذًى ۗ وَاللّٰهُ غَنِيٌّ حَلِيْمٌ

263. Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Mahakaya, Maha Penyantun.

Apabila seseorang melakukan tindakan moral, maka diketahui dengan dua segi berbeda, yaitu segi batiniyah dan segi lahiriyah. Orang yang baik adalah orang yang memiliki sikap batin (hati nurani) yang baik dan perbuatan-perbuatan lahiriyah yang baik pula. Sikap batin (nurani) seseorang dapat diketahui oleh pengamatan objektif dari perilaku atau terwujud dalam perbuatan lahiriyah yang baik pula.

Dalam rangka tujuan membangun akhlak yang baik dalam diri manusia, al-Ghazali menyarankan agar latihan moral ini dimulai sejak usia dini. Peribahasa Arab mengatakan bahwa pembalajaran sejak kecil seperti mengguratkan tulisan di atas batu. Orang tua menurutnya bertanggung  jawab atas diri anak-anaknya.

Ketika pikiran logis itu menyertai perbuatan seseorang, insya Allah setiap orang akan berpikir lebih dahulu dalam melakukan perbuatannya. Apakah perbuatan itu berimplikasi buruk, baik yang berupa munculnya prasangka buruk terhadap dirinya, atau secara langsung berakibat buruk terhadap orang lain.Dengan kata lain terdapat kontrol yang terus menerus dari diri seseorang ketika akan melakukan suatu perbuatan tertentu. Seseorang akan memiliki kesadaran sejati dan pertimbangan yang matang terhadap implikasi-implikasi dari setiap perbuatannnya.

Tujuan moral Islam ialah untuk membentuk masyarakat ideal yang baik, bahagia, dan sejahtera tanpa adanya upaya masyarakat Islam sendiri untuk mengimplementasikan dan melaksanakan ajaran-ajaran moral yang terdapat dalam al-Qur’an dan Hadits.


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun