Tiap helaan nafasku memanggil namamu, berharap semilir angin dapat membawanya pada telinga dan hatimu. Tetapi sia-sia, kau terlalu jauh untuk mendengarnya.
Seperti fatamorgana di padang pasir, engkau selalu tampak nyata dari mataku. Kupikir aku bisa menggapaimu, namun kenyataannya kau hanya ilusi dalam pikiranku. Â
Kurajut setiap kenangan tentangmu dalam lipatan memoar, menjadi kisah tentang cinta yang tak pernah terbalaskan. Ukiran namamu ada di setiap lembarnya.
Engkau embun pagi yang menyejukkan kemarau dalam kalbu, tetapi mentari terlalu cepat mencairkan dan menguapkanmu dariku.
Biarlah cintaku seperti melodi yang mengalun sayup, meninabobokan hatimu yang enggan terjaga untukku. Setidaknya dalam mimpi, aku dapat menggapai cintamu.