Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Wanita (juga) Punya Selera

20 April 2012   07:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:23 298 0
Tahun kedua saya tinggal di Jakarta dari Jogja, kota kelahiran tercinta. Meski berkali-kali sudah saya berkunjung ke kota ini, tp tidak seperti kedatangan saya sebelumnya yang maksimal hanya satu minggu. Tak pernah terpikir saya akan tinggal di kota metropolitan ini. Meski keluarga besar tinggal di Jakarta, saya sebelumnya tidak punya keinginan menetap di sini. Tapi apa mau dikata, angin membawa saya ke kerasnya ibu kota. Hohoho...enteng banget ya saya sampe terbawa angin..? ;p

Bukan tanpa alasan memang kepindahan ke kota ini. Kebersamaan dengan keluarga jadi yang pertama. Tanpa banyak persiapan, kepindahan ini juga membuat saya berpindah aktivitas. Tak tanggung-tanggung, lingkungan baru, pekerjaan baru, teman baru, semua serba baru, tapi tidak suami baru.. ;p Tak begitu berat buat adaptasi memang tapi sempet 'terkaget-kaget' dengan banyak hal. Maklum, pendatang dan terbiasa dengan ketenangan, kenyamanan sehingga harus ekstra menyesuaikan diri terutama untuk anak.

Saya berpikir untuk tidak bekerja dulu, tapi tiba-tiba sudah ada dua pekerjaan yang siap dipilih atau dijalankan dua-duanya. Bukan mau serakah, tapi mengambil kesempatan dan tantangan, saya mencoba ambil dua jenis pekerjaan yang berbeda akhirnya. Yang jelas, saya memastikan keluarga saya tidak terlantar, anak juga terurus dan terpantau. Untunglah pekerjaan saya sangat fleksible soal waktu. Ya meski yang satu lagi menuntut saya memberikan training keliling Jabodetabek, sampai saya dibilang 'sales panci'. wkwkkwkwk... Tapi saya ambil hikmah, saya jadi tau jalan-jalan di seputaran Jabodetabek. Beuuuuuhhh dari buta peta harus 'blusukan' kesana kemari.

Ternyata saya justru menemukan banyak hal. Di tengah aktivitas saya yang masih terbilang 'normal' di Jakarta ini, masih ada ibu-ibu, perempuan-perempuan lain yang ternyata jauh lebih 'heboh' aktivitas dan pekerjaannya. Setiap kali berkeliling, ada saja yang membuat saya ternganga. Mulai dari ibu-ibu yang jadi sopir busway, jadi kondektur bis kota, jadi kuli bangunan,  pekerjaan yang banyak dilakukan laki-laki. Wanita bekerja di sini juga ga kenal waktu. Jam setengah 5 pagi berangkat, pulang jam 9 malam...atau baru mulai bekerja jam 11 malam...bahkan mulai aktivitas jam 3 dini hari. Berbagai jenis aktivitas perempuan hingga saya akhirnya bisa menyebutnya wanita perkasa, wanita luar biasa, wanita 'biasa di luar', dan sebutan lainnya.

Ya memang semua itu sudah saya temui juga di Jogja, tapi tidak se'ekstrem' di Jakarta ini. Semua jenis pekerjaan bisa dipilih wanita-wanita di Jakarta. Mau yang kantoran, yang di luar kantor, yang duduk manis, yang wara-wiri, yang mulai pagi-siang-sore-malam-atau dini hari, yang dikerjakan dari rumah atau yang tidak pulang-pulang, dari yang 'kasar' sampai yang 'halus', yang cepat dapet duit banyak, yang 'maksiat' sampai 'maksiut'. Hohoho...semua ada di sini...tinggal pilih saja.

Dari sekian banyak pilihan itu akhirnya saya menentukan pilihan altivitas dan aktivitas saya lakukan setelah pekerjaan rumah beres, anak berangkat sekolah, dan sore masih bisa menemaninya belajar. Weekend masih bisa bersama keluarga, kalaupun tugas luar kota diatur sendiri hingga tidak menelantarkan keluarga. Tentu setiap wanita punya pilihan, untuk tetap bisa mengembangkan potensi diri nya dengan bekerja atau beraktivitas lain, tentunya bagi yang sudah berkeluarga tetap bertanggungjawab. Tidak mudah memang, tapi juga tidak sulit asal mampu mengatur waktu dan menikmati segala yang dilakukan.

Kalau slogan rokok ada yang berbunyi 'pria punya selera' tentu wanita perokok atau yang bukan perokok juga punya selera. Dalam memilih aktivitas, memilih pasangan hidup, bahkan sekedar memilih baju dan makanan. Tidak ada batas yang menentukan ini atau itu tidak boleh untuk wanita. Semua pilihan, bukan harga mati. Termasuk ketika wanita memilih untuk menjadi tomboy, atau memilih untuk tidak menikah, atau memilih karir tertentu. Asal semua tidak kemudian mengatasnamakan 'emansipasi' tapi memilih dengan sadar resiko, juga tidak merugikan orang lain, no matter then.

Jadi siapa bilang hanya pria yang punya selera?? Wanita juga punya selera.... :)

Selamat hari Kartini, 21 April  2012

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun