Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Anakku Kecanduan Tontonan OIC di RTV

14 November 2014   20:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:49 673 0
Sudah hampir tiga minggu ini anak saya, Nobel, usia hampir 9 tahun, 'kecanduan' nonton TV jam 19.00 - 20.30 WIB. Tidak biasanya dia suka menonton TV di jam-jam tersebut sebelumnya, bahkan TV selalu off. Saya sudah hafal betul acara-acara TV kesukaannya dan biasanya tayang di sore hari. Sesudah magrib, dia lebih banyak belajar atau justru memilih tidur. Namun, kebiasaannya berubah sejak itu. Bahkan dia tidak mau ketinggalan sedikit pun acara itu. Selepas sholat isya, langsung nongkrong di depan TV dan tidak bisa diganggu gugat. Jika bepergian, dia berusaha untuk tetap menyaksikan acara TV pada jam tersebut.

Dengan kebiasaan barunya itu, saya tidak khawatir sama sekali. Saya tidak melarangnya meskipun itu bukan acara untuk anak-anak seusianya. Bahkan saya justru ikut-ikutan nonton pada jam tersebut. Saya selalu usahakan pulang sebelum acara mulai dan ikutan anak saya nonton TV. Lama-lama semua anggota keluarga ikutan duduk manis santai di depan TV (kecuali mbak ART) dan menikmati acara yang menurut keluarga kami sangat istimewa.

Adalah Olimpiade Indonesia Cerdas (OIC) yang telah menarik perhatian anak saya. OIC adalah program Rajawali Televisi (RTV) yang tayang setiap hari Senin-Jumat mulai jam 19.00 hingga jam 20.30 WIB. Kalau ibu-ibu seusia saya tentu ingat dengan acara Cerdas Cermat atau Cepat Tepat dulu di TVRI. OIC ini adalah program sejenis cerdas cermat tetapi dengan format yang lebih modern, dengan cara bermain yang lebih dimodifikasi dan pertanyaan yang lebih variatif. Peserta OIC adalah siswa SMA dengan 3 perwakilan sebagai peserta inti lomba dan sekitar 20 siswa sebagai supporter di panggung maupun di kursi penonton. Berbeda dengan format program sejenis sebelumnya di stasiun TV lain, OIC juga memacu krativitas peserta, inisiatif, percaya diri, teamwork dan strategi. Kecerdasan karakter juga nampak dalam program ini. OIC sangat 'hidup' dengan host yang cantik, Nirina Zubir, dan 2 juri OIC yakni Ira Kusno dan Erwin Parengkuan atau Shanaz Haque, dibawakan dengan model kuis interaktif, dibuka dengan yel-yel dari peserta, dan diselingi dengan komentar dari para juri.

Di tengah maraknya acara TV yang kurang mendidik, masih ada acara edutainment yang selain menghibur juga mendidik seperti Olimpiade Indonesia Cerdas (OIC) RTV yang bisa menjadi alternatif tontonan untuk anak-anak dan keluarga. Saat ini banyak acara TV yang sangat digemari pemirsa dengan rating cukup tinggi dan tayang di prime time tetapi justru menampilkan kebiasaan-kebiasaan perilaku tidak sopan, mengajarkan gaya hidup yang kurang baik bagi pelajar, bahkan kekerasan. Usia-usia remaja yang masih labil tentu mudah terpengaruh dengan apa-apa yang dilihat dan didengarnya. Miris memang melihat program TV swasta nasional kita akhir-akhir ini, meskipun tak jarang komisi penyiaran kita juga menegur atau melarang acara TV tertentu. Tak sedikit siswa-siswa saya pun terpengaruh dengan tontonan TV yang tidak mendidik tersebut.

Saya berharap, OIC RTV ini menjadi pionir munculnya program-program TV yang menghibur dan mendidik di Indonesia, dan memacu stasiun TV swasta nasional lainnya untuk membuat program yang lebih mendidik bukan hanya mengejar profit bisnis. Kedepan, RTV juga sebaiknya mengembangkan program yang variatif sesuai segmen RTV sebagai TV keluarga dan khusus OIC, RTV bisa memperluas asal sekolah peserta tak hanya Jabodetabek, meningkatkan promosi dan lainnya. Tentunya promosi menjadi hal penting dalam hal ini agar makin banyak pihak yang turut berpartisipasi dalam program ini, misalnya saja kementrian pendidikan melalui dinas pendidikan dan sekolah-sekolah, atau perusahaan-perusahaan melalui program CSR nya. Saya rasa ini adalah langkah sederhana untuk revolusi mental yang bisa dilakukan sesuai dengan bidang masing-masing.

Dengan melihat acara OIC anak saya makin bertambah wawasan dan pengetahuan umumnya. Maklum saja, dia masih di Sekolah Dasar sehingga banyak hal yang sebetulnya dia tidak bisa turut menjawab pertanyaan OIC. Hal lain yang saya perhatikan, anak saya mendapatkan gambaran bagaimana kakak-kakak kelas (dia menyebutnya anak-anak besar) berkompetisi dengan percaya diri, kecerdasan, kerjasama, strategi, tidak sombong saat menang dan menerima kekalahan. Anak saya juga suka mengomentasri yel-yel peserta dan cara peserta berbicara atau menjawab. Ini tentu hal yang sulit saya ajarkan kepadanya tanpa contoh-contoh langsung seperti OIC. Selebihnya anak saya makin suka membaca, tak hanya cerita anak-anak seperti sebelumnya tetapi juga bacaan non-fiksi.

Yuk ayah bunda dan kakak-kakak yang mau menonton lihat ulasannya dulu di http://rtv.co.id/program/sinopsis/145/olimpiade-indonesia-cerdas . Bisa juga untuk sekolah yang mau berpartisipasi, intip dulu programnya. Tentu orang tua perlu mendampingi bag anak-anak yang masih kecil. Ayah bunda juga sekaligus nostalgia pelajaran masa SMA. :) Ikut tebak-tebak jawaban juga bisa... :)

Maju terus OIC! Olimpiade Indonesia Cerdas, tontonan untuk anak-anak dan keluarga cerdas Indonesia... :)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun