Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ruang Kelas

Mencegah Perang Nuklir di Semenanjung Korea: Tugas Bagi Diplomasi Dunia

14 September 2024   22:32 Diperbarui: 14 September 2024   22:39 48 0
Kita sudah tidak asing dengan konflik yang terjadi antara Korea Utara dan Korea Selatan. Konflik ini telah berlangsung sejak Perang Korea tahun 1950-1953. Konflik ini merupakan salah satu dampak jangka panjang dari perang dingin dan memicu ketegangan dan menciptakan dua rezim yang sangat berbeda di Korea Utara dan Korea Selatan. Setelah kekalahan Jepang di Perang Dunia II, Semenanjung Korea terbagi di sepanjang garis lintang 38 derajat utara oleh sekutu. Bagian utara diduduki oleh Uni Soviet, sementara bagian selatan diduduki oleh Amerika Serikat. Pembagian inilah yang menjadi awal mula perpecahan Korea menjadi Korea Utara dengan ideologi komunis, dan Korea Selatan dengan ideologi kapitalis. Perang kedua negara ini dimulai pada 25 Juni 1950 dimana Korea Utara memulai invasinya ke Korea Selatan karena ia menginginkan unifikasi di Semenanjung Korea,  yang didukung oleh Uni Soviet dan China. Perang ini melibatkan negara super power Amerika Serikat dan China selama masa Perang Dingin. Perang ini masih belum berakhir, karena pada tahun 1953 kedua negara hanya sepakat untuk melakukan gencatan senjata. Bahkan Garis Demiliterisasi (DMZ) masih berada di sekitar garis lintang 38 derajat sebagai batas antara kedua negara tersebut. Setelah gencatan senjata dideklarasikan, kedua negara ini berkembang dengan cara yang sangat berbeda. Korea Utara menjadi negara komunis dibawah pimpinan Kim Il Sung, dan Korea Selatan membangun sistem yang kapitalis. Terbentuknya dua bentuk ideologi dan dua pemerintahan Korea di Semenanjung Korea diakibatkan oleh perang dingin yang terjadi dalam sistem politik bipolar.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun