Surabaya merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua setelah kota Jakarta. Menurut data yang diambil oleh Dispendukcapil Surabaya pada tahun 2013, jumlah penduduk di Surabaya mencapai 3.153.298 Jumlah dan pertumbuhan penduduk di Surabaya yang tinggi menimbulkan berbagai macam permasalahan yang sampai saat ini masih menjadi pusat perhatian. Permasalahan tersebut meliputi masalah kemacetan, kependudukan, kesehatan, kebersihan lingkungan hidup, pencemaran, dan lain sebagainya. Permasalahan yang saat ini sedang menjadi sorotan utama dan sedang diupayakan penyelesaiannya adalah masalah pencemaran dan kebersihan lingkungan hidup. Pencemaran yang terjadi di Surabaya bisa dibilang cukup tinggi. Pencemaran yang timbul didominasi oleh banyaknya sampah yang dihasilkan dan kurangnya kemampuan untuk mengatasi secara signifikan.Tingkat produksi sampah di Surabaya dari tahun ke tahun juga semakin meningkat. Berdasarkan catatan, volume sampah di Surabaya mengalami peningkatan. Beberapa tahun silam volume sampah kota mencapai sekitar 8.000 ton/hari dan sekarang naik menjadi sekitar 11.000 ton/hari. Hal tersebut diperparah dengan semakin sempitnya lahan untuk menimbun sampah sehingga menyebabkan beberapa sampah ditimbun di dekat pemukiman warga, sungai ataupun fasilitas publik. Hal tersebut tentu sangat merugikan masyarakat sekitaryang tinggal di dekat tempat penimbunan sampah. Ditambah lagi apabila sampah ditimbun di sungai juga akan membuat pencemaran sungai dan memicu banjir. Sebagai contohnya adalah kondisi Kali Tengah yang saat ini sangat memprihatikan.Sungai sepanjang tujuh kilometer yang melintas di wilayah Gresik itu menjadi lokasi pembuangan limbah cair 66 perusahaan. Dengan warna coklat pekat, kini sungai yang bermuara di Kali Surabaya tersebut perlu perhatian serius agar pencemaran dapat dikendalikan karena mengingat Kali Tengah merupakan penyumbang limbah terbesar untuk Kali Surabaya.Kondisi tersebut tentu akan sangat membahayakan bagi masyarakat sekitar bila musim hujan tiba. Sungai yang awalnya sebagai tempat penimbun air hujan agar tidak langsung mengalir ke lingkungan masyarakat, kini akan meluap menjadi banjir karena ketidakmampuan sungai untuk menahan volume air hujan. Hal tersebut tentu akan sangat merugikan masyarakat setempat apalagi bila di dalam sungai tersebut mengandung limbah-limbah yang berbahaya yangmenyebabkan berbagai macam penyakit. Selain itu, kondisi Kali Tengah yang sangat memprihatinkan ini juga merusak ekosistem sungai.Selain kondisi Kali Tengah yang memprihatinkan, keadaan masyarakat di daerah Benowo yang tinggal dekat dengan TPS (Tempat Pembuangan Sampah) juga tak kalah memprihatinkan.Volume sampah yang semakin meningkat masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo (Surabaya Barat) dari sebelumnya 88.000 m3 per hari kini menjadi sekitar 1.300 ton per hari. Hal tersebut tentu sangat memprihatinkan karena lahan yang tersisa semakin sedikit sedangkan produksi sampah per harinya semakin meningkat. Selain itu, tempat penimbunan sampah ini juga berdampak terhadap kenyamanan dan keindahan lingkungan setempat. Di sepanjang tempat penimbunan sampah tercium bau busuk yang menyengat serta keadaan lingkungan sekitar yang kumuh.