Seperti baja yang ditempa dalam api membara.
Tapi tak ada yang bercerita tentang prosesnya,
Tentang bagaimana rasanya terbakar dan meleleh,
Sebelum akhirnya membeku menjadi lebih tangguh.
Di sudut kamar, kenangan menari-nari,
Mengejek dengan tawa yang memekakkan telinga.
Kau duduk memeluk lutut, mencoba bertahan,
Sementara dunia terus berputar tak peduli.
Bukankah waktu seharusnya menyembuhkan?
Pagi datang dengan sejuta pertanyaan,
"Sudahkah kau bangkit? Sudahkah kau melupakan?"
Tapi mereka tak tahu bahwa dalam setiap nafas,
Masih tersisa serpihan duka yang menusuk-nusuk.
Katanya ini akan membuatmu lebih kuat.