Dalam pemilihan
 sifarah, Nabi tidak keluar dari kebiasaan yang berlaku pada diplomasi saat ini, seperti pergantian duta serta kemampuan yang tinggi. Mereka yang dipilih adalah yang cerdas, indah dalam bertutur kata, terampil dalam berbicara, serta dapat teguh memegang argumentasinya. Selain itu, mereka juga harus memiliki keilmuan yang tinggi, piawai dalam surat-menyurat serta administrasi di tengah masyarakat pada kala itu.
KEMBALI KE ARTIKEL