Kali ini aku bakalan nulis artikel yang berbeda dari sebelum-sebelumnya, karena artikel kali ini aku menceritakan tentang tempat ibadah Non-Muslim. Oh iyaa buat sebelumya aku berterima kasih buat kalian semua (pembaca) yang udah menyempatkan waktu buat mampir di blog kompasiana ku. Nah balik lagi ke topik artikel ku ya teman-teman, yang sudah kalian ketahui di Indonesia terdapat beberapa tempat ibadah selain masjid, karena penduduk Indonesia tidak hanya beragama Islam saja tetapi berbagai macam agama ada di indonesia, begitupun tempat ibadahnya masing-masing. Karena tidak mungkin kan kalau misalnya ada yang beragama islam tapi tidak ada tempat untuk mereka beribadah. Di Indonesia macam-macam agama tidak hanya agama islam saja, tetapi ada agama Kristen, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Dan mereka juga mempunyai tempat ibadah masing-masing, seperti Kristen (Gereja), Hindu (Pura), Buddha (Vihara), dan Konghucu ( Kelenteng).
Dan kali ini aku bakalan membahas salah satu tempat ibadah dari yang sudah aku sebutkan tadi, disini aku bukan hanya membahas dan menulis juga, tetapi sebelumnya aku sudah melakukan wawancara dengan pendeta di tempat tersebut. Nah kali ini aku bakalan membahas tentang agama dan tempat ibadah dari agama Kristen atau Katolik. Aku disini melakukan wawancara di Gereja yang dekat dengan UINMA, yaitu aku pergi ke Gereja yang ada di jalan Ijen yang dimana Gereja itu bernama "Gereja Katedral Santa Perawan Maria Gunung Karmel". Gereja ini adalah salah satu gereja Katolik di Kota Malang, bangunan gereja ini berdominan berwarna putih dan ternyata gereja ini sudah dibangun sejak lama.
Mungkin kalian bertanya-tanya kenapa diberi nama "Gereja Ijen"?, sejarah dibangunnya gereja ini bagaimana?. Nah aku disini bakal ngebahas satu persatu dari pertanyaan-pertanyaan kalian. Gereja ini disebut dengan "Gereja Ijen" karena gereja ini terletak di sudut pertigaan di Jalan Besar Ijen Boulevard atau bisa dibilang gereja ini mempunya letak yang strategis karena bisa dilihat oleh pengendara-pengendara yang sedang melintas. Gereja ini dibangun pada tanggal 11 Februari 1934 dan diresmikan pada tanggal 28 Oktober 1934 dengan nama "Theresiakerk atau Gereja Santa Theresia". Dan diketahui juga ternyata yang merancang bangunan gereja ini adalah orang Belanda.