Mohon tunggu...
KOMENTAR
Worklife Pilihan

Seberapa Penting Persyaratan Pengalaman Kerja untuk Posisi Staf?

22 Maret 2022   22:33 Diperbarui: 24 Maret 2022   07:51 599 1
Dalam setiap lowongan kerja yang dimuat, baik melalui internet maupun selebaran. Tentu akan sering menjumpai kualifikasi pengalaman kerja minimal sekian tahun. Memang tidak semua seperti itu, tetapi sebagian besar lowongan yang dimuat membutuhkan pengalaman kerja.

Untuk posisi sebagai kepala, pimpinan, atau setara pengelola, tentu pengalaman kerja sangat dibutuhkan. Hal ini, agar pada saat bawahan bertanya atau melakukan pekerjaan, pihak pengelola dapat mengawasi dan memberikan arahan dengan baik dan benar.

Namun, untuk posisi sebagai staf, operator, juru dan lain sebagainya. Apakah sangat penting kualifikasi pengalaman kerja?

Bagi saya, kualifikasi pengalaman kerja memang tidak terlalu penting. Dalam pemilihan tenaga kerja, yang terpenting yaitu pendidikan sesuai dengan posisi yang dilamar - calon pekerja memahami uraian pekerjaan yang nanti akan dilaksanakan - keterampilan yang dimiliki memang sedang dibutuhkan oleh perusahaan. Toh, setelah diterima kerja tentu ada masa percobaan maupun pelatihan.

Dengan tidak mengutamakan pengalaman kerja yang dimiliki. Artinya perusahaan turut andil dalam menciptakan generasi penerus yang akan melanjutkan estapet uraian pekerjaan dalam sebuah perusahaan. Alih-alih mengutamakan pengalaman kerja agar tidak terlalu sulit membimbingnya.

Memang tak dapat dipungkiri, bahwa dunia pendidikan dan pekerjaan terkadang sangat berbeda. Maka, calon pekerja harus bersedia mempelajari hal baru setiap saat. Begitu pelik apabila harus dirunut mengapa berbeda.

Selain pola pendidikan berbasis vokasi yang harus menerapkan link and match. Dunia usaha maupun dunia industri pun perlu menerapkan sistem percobaan maupun pelatihan bagi pekerja.

Permasalahan yang dialami, terkadang perusahaan yang masih berskala kecil tidak memiliki waktu dan biaya untuk menerapkan percobaan maupun pelatihan bagi pekerja. Maka, perusahaan dapat mencoba beberapa staf berpengalaman dipadukan dengan staf yang belum memiliki pengalaman di bidang tersebut. Dengan cara seperti ini, kemungkinan bisa mengurangi biaya pelatihan.

Memiliki pekerja yang belum berpengalaman juga memiliki keuntungan sendiri. Biasanya, sebagian besar pekerja yang belum memiliki pengalaman akan lebih kecil egonya ketimbang yang sudah memiliki pengalaman.

Kalaupun tidak ada pengalaman secara hard skill pada bidang yang ia lamar, maka bisa saja soft skillnya sudah terasah di tempat lain. Misalkan saja seorang lulusan Akuntansi bekerja sebagai Staf Quality Control di sebuah perusahaan. Jika dilihat secara hard skill, tentu tidak akan linear. Namun, soft skill yang dimiliki mungkin sudah terasah pada saat mengenyam pendidikan jurusan Akuntansi tadi.

Seorang staf Quality Control, salah satu uraian pekerjaannya yaitu meneliti produk yang telah diproduksi. Begitu juga dengan mengenyam pendidikan Akuntansi tadi, meneliti laporan keuangan sehingga neraca debit dan kredit tetap seimbang. Maka, dalam hal ini soft skill meneliti akan menjadi nilai tambah walau tidak linear pada hard skillnya.

Mungkin beberapa pekerja merasa pekerjaannya tidak sesuai dengan jurusan yang dipelajari pada saat di bangku sekolah. Namun, soft skill yang dimiliki bisa saja menjadi dasar dalam melakukan uraian pekerjaan yang akan dilakukan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun