Lantunan dan seruan ilahi memang gemuruh kita dengarkan dari puncak menara. Namun, ruang bangunannya kini menjadi sepi, mencoba untuk mencermati disetiap sudut bangunan, dinding-dinding kian menjadi rapuh, lumut hijau mulai merayapi lantainya, dan tiada lagi keindahan pada langit-langitnya yang kini menjadi lesu, bangunan berkubah menghujung tinggi ke langit, itulah masjid yang disebut namanya. Yang terbenam  dalam pikiran dan jiwa umat islam, bangunan berkubah itu hanya sebatas tempat ritual belaka, menempelkan jidad yang beralaskan karpet dan sajadah, mengadahkan tangan dan berdzikir dalam kesunyian. Ritualnya tak lebih hanya sebatas lantunan takbir saja, dan seruan mimbarnya melainkan isi-isi yang begitu kaku dan membosankan.
KEMBALI KE ARTIKEL