Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Karna dan Kesetiaannya

7 Februari 2010   07:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:03 2281 0
Dalam dunia pewayangan atau mitologi Hindu banyak tokoh yang saya sukai, kagumi atau idolakan. Diantaranya adalah Arjuna, Kresna dan Bisma. Ketiganya memang memiliki watak yang menarik. Hmmm...sepertinya ada tokoh yang terlupakan, Adipati Karna. Ya, saya juga mengaguminya. [caption id="attachment_69797" align="alignleft" width="225" caption="adipati karna dalam bentuk wayang"][/caption] Karna merupakan anak Dewi Kunti dengan Batara Surya, sehingga sebenarnya ia adalah saudara satu ibu dengan Yudhistira, Bima dan Arjuna, serta sepupu Nakula dan Sadewa. Namun pada perang Baratayudha ia justru berada pada pihak musuh Pandawa, yaitu Kurawa. Benarkah ia tulus membela negara Astina dari gempuran Pandawa. Inilah yang kemudian menjadi menarik. Karna memiliki kemahiran dalam ilmu memanah yang hampir sama bagusnya dengan Arjuna. Ia juga mahir dalam berperang, namun bakatnya terperangkap dalam status sosial yang rendah, apresiasi yang rendah dan kurangnya pengakuan terhadap kemampuannya. Hal itulah yang membuatnya haus akan status yang memberikannya identitas atau penghargaan. Ketika masa kecilnya, pihak Pandawa tidak mengakui dan memberikan apresiasi terhadap Karna, justru pihak Kurawalah yang memberikan apresiasi hingga mengangkatnya menjadi Adipati. Maka Karna memutuskan kesetiaan untuk membela Kurawa dan negeri Astinapura, meskipun dia juga tahu itu akan melukai saudara-saudaranya sendiri. Kembali ke saya, mengapa saya bisa menyukai tokoh antagonis ini? Karena meskipun berada di pihak yang salah, dia sebenarnya tidak benar-benar antagonis. Karna adalah sosok ksatria yang memiliki sifat kompleks. Ia terkenal sangat menjunjung tinggi nilai-nilai ksatria. Sifatnya angkuh, sombong, suka membanggakan diri, namun juga seorang dermawan yang murah hati kepada siapa saja, terutama fakir miskin dan kaum brahmana. Kesaktiannya yang luar biasa membuat namanya terkenal sepanjang masa dan disebut dengan penuh penghormatan. Dengan kata lain Karna berada di pihak Kurawa karena alasan hutang budi dan dia merupakan ksatria yang tahu membalas budi, jadilah ia mencintai negara Astina yang lebih mengakui keberadaannya daripada pihak Pandawa. Sebelumnya, Kresna, Kunti dan Bisma pernah menyerankan agar Karna bergabung dengan pihak Pandawa tapi ia menolaknya. Pada akhirnya dalam bagian akhir perang Baratayuda ia akhirnya gugur di tangan Arjuna. Dalam kehidupan di surga, meskipun sewaktu di dunia Karna hidup bersama para Kurawa, namun ketika berada di akhirat arwahnya berkumpul dengan para Pandawa. *tulisan ini berdasar kisah mahabharata versi india dan jawa (wayang)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun