Intinya kami selalu damai dan bisa memahami perbedaan meskipun kenyataannya diantara kami memang berbeda. Namun apakah perbedaan itu menjadi sisi penyekat diantara kami dalam bermasyarakat ?!? tentu saja tidak. Dan hal ini sudah terbukti dalam beberapa hari kemarin saat ada anggota masyarakat kami yang berduka, anggota masyarakat kami yang meninggal. Kami semua, masyarakat yang beragam ini bisa menyatu dalam melakukan fardhu kifayah tersebut. Menyatu, guyub rukun tanpa ada sekat yang membuat kami harus menjaga jarak.
Dan satu point yang saya dapatkan saat kami berkumpul tersebut bahwa selama ini di masyarakat kecamatan Kediri kabupaten Tabanan ada dikotomi di masyarakat awam bahwa ormas keagamaan besar yang ada di kecamatan kami hanya Muhammadiyah dan NU. Namun dalam melakukan fardhu kifayah ini ada satu tambahan lagi yang di pahamai oleh masayrakat awam di daerah kami (meskipun sebenarnya pemahaman ini salah) bahwa selain 2 oramas keagamaan itu ada satu lagi yang diakui oleh kebanyakan mereka. Seperti yang terucap dari salah satu tokoh vocal yang saya kenal.
“Dalam melakukan tugas fardhu kifayah ini saya berterima kasih untuk teman-teman dari Muhammadiyah, dari NU dan dari PKS yang bisa bersama-sama melakukan yang terbaik dari hari kejadian sampai terlaksannya penguburan”
Wah dari satu kalimat yang terucap itu bisa saya ambil kesimpulan bahwa PKS bisa diterima oleh masyarakat awam di daerah kami karena eksistensi keberadaan mereka yang memang dirasakan secara nyata oleh masyarakat meskipun dalam pemberitaan media PKS selalu dibullying, selalu dicitrakan buruk.
Selamat buat PKS yang bisa mengambil hati kami masyrakat awam. Salam 3 besar.