Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Mencuri Waktu

12 Maret 2014   21:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:00 24 0
Denting sudah berjalan mengusung pagi
mengubah embun menjadi titik uap yang pada akhirnya harus kembali
memakan dinginnya dan berubah menuju panas yang menjadi
hulu ke hilir menjadi ringan untuk didaki

Tercenung, lama,..
membaca apa inginnya sukma
namun tak jua terjawab oleh raga
dan, tubuh ini hanya terpaku pada satu suasana

Pukul satu hilang menjadi dua dan berubah menjadi tiga
jarum dan detik digital sudah berubah
dan hanya terperangah pada satu waktu yang menjelaga
bertahan pada ketidakteraturan yang mengangah

Duhai Tuhanku,
maafkanlah hambaMu yang berlayar menelusuri waktu
namun, tiada aku membaca pertanda yang tertulis dan terpapar satu demi satu
dan hanya merenung, menyusuri ruang tanpa makna yang membelenggu

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun