Di belantara rimba, kau memancarkan pesona kelam,
Kelopakmu terbuka, menjulang angkuh di tengah alam,
Aroma yang menyengat, tanda keberadaanmu yang dalam.
Indahmu bukan pada warna-warni gemerlap,
Tapi pada misteri dan mitos yang kau sulap,
Seperti penari malam, kau menyihir dalam gelap,
Menarik perhatian, meski harumnya meruap.
Bunga bangkai, kau ratu rimba tak bercahaya,
Simbol kekuatan dalam rupa yang tak biasa,
Di saat bunga lain merayu dengan wewangi dan rupa,
Kau tampil beda, menantang norma dan logika.
Pesonamu dalam aneh, dalam asing,
Mengajarkan arti keindahan yang tersembunyi,
Bahwa cantik tak selalu tentang tampilan elok yang disanjung,
Kadang ia ada dalam wujud yang tak terduga, tersembunyi.
Oh bunga bangkai, metafora kehidupan ini,
Mengajak kita merenung, dalam sunyi,
Bahwa ada keindahan di setiap keberadaan,
Dalam setiap bentuk, setiap aroma, setiap kelipan.
Kau ajarkan bahwa berbeda adalah kekuatan,
Bahwa setiap makhluk memiliki peran dalam tatanan,
Dan dalam kesendirianmu di belantara,
Kau buktikan bahwa keindahan adalah sebuah rahasia.