Aku bertanja kepadamu: sedangkan rakjat Indonesia akan mengalami tjelaka, bentjana, mala-petaka, dalam waktu jang dekat kalau soal makanan rakjat tidak segera dipetjahkan, sedangkan soal persediaan makanan rakjat ini bagi kita adalah soal hidup atau mati, kenapa dari kalangan-kalanganmu?
Kenapa buat tahun 1951/1952 jang mendaftarkan diri sebagai mahasiswa fakultet pertanian hanja 120 orang, dan bagi fakultet kedokteran chewan hanya 7 orang?
Tidak, pemuda-pemudiku, studie ilmu pertanian dan ilmu perchewanan tidak kurang penting dari studie lain-lain, tidak kurang memuaskan djiwa yang bertjita-tjita dan pada studie jang lain-lain.
Tjamkan, sekali lagi tjamkan, kalau kita tidak “tjampakkan” soal makanan rakjat ini setjara besar-besaran, setjara radikal dan revolusioner,kita akan mengalami malapetaka!”
(Pidato Presiden RI Soekarno pada peresmian Kampus IPB Baranangsiang, 1952)