Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Bukan Stasiun 1000 Lantai

5 Juni 2022   20:55 Diperbarui: 5 Juni 2022   20:59 243 2
"Aku mau menikah denganmu, namun ada satu syarat: buatkan aku stasiun dengan lima lantai dalam waktu semalam."

Bandung Bogowonto terkejut mendengar permintaan Roro Muria.

"Kamu nggak sanggup? Itu sudah aku korting abisss lho. Tadinya aku mau minta dibuatkan stasiun dengan seribu lantai," kata Roro Muria sambil tersenyum.

Tak mau diremehkan oleh gadis pujaan hatinya, Bogowonto langsung menyanggupinya. Di Negeri Entah Jelantah ini, siapa tak kenal dengan kesaktian Bandung Bogowonto, batinnya.

"Nah gitu dong. Itu namanya ksatria baja rel eh baja hitam. Jangan lupa dilengkapi dengan fasilitas yang memadai biar stasiunnya aman dan nyaman," kata Roro Muria.

Setelah Roro Muria berlalu, Bogowonto langsung menghubungi para jin yang memiliki pengalaman sebagai arsitek, kontraktor, pengembang, mandor tukang, kenek, dan sebagainya. Tak lupa ia mengontak pemilik Warteg langganannya untuk menyediakan konsumsi.

Pada malam yang telah ditentukan, proyek pembangunan stasiun dikebut. Roro Muria mengutus asisten pribadinya untuk mengawasi.

Sementara ia memilih bobok cantik di apartemennya tak jauh dari lokasi stasiun yang sedang dibangun. Roro Muria bermimpi nantinya apartemen tersebut bisa terintegrasi dengan stasiun.

Menjelang subuh, bangunan stasiun lima lantai mulai berdiri dengan megahnya. Bogowonto tersenyum puas. Tak lama lagi, ia bisa bersanding dengan si cantik demplon Roro Muria.

Keesokan harinya, Bogowonto dengan memakai jas dan celana panjang tentunya, menunggu kehadiran Roro Muria. Ia yakin Roro Muria akan terpesona melihat stasiun lima lantai yang berhasil dibangunnya.

Roro Muria yang datang bersama asisten pribadinya berdecak kagum melihat stasiun megah yang dibangun Bandung Bogowonto.

"Ternyata kamu hebat juga," puji Roro Muria.

Bogowonto tersenyum sumringah sambil membetulkan dasinya.

"Sekarang aku ingin melihat lantai dua, tiga, dan seterusnya," kata Roro Muria.

"Tak perlu kuatir Roro, stasiun ini dilengkapi lift untuk naik ke atas," kata Bogowonto sambil mengarahkan Roro Muria ke arah lift.

Dengan sopan, Bogowonto memencet tombol lift. Namun indikatornya tidak menyala. Berkali-kali Bogowonto memencet tombol namun tak jua menyala.

Tiba-tiba anak buahnya datang sambil membawa papan pengumuman bertuliskan: MOHON MAAF LIFT SEDANG DALAM PERBAIKAN. Bogowonto langsung menepuk jidat. Roro Muria geleng-geleng kepala.

"Mohon maaf Roro, ada kendala teknis. Tapi jangan kuatir kita bisa pakai eskalator ke lantai dua," kata Bogowonto.

Bogowonto dan Roro Muria berjalan menuju eskalator. Namun betapa terkejutnya, Bogowonto saat membaca pengumuman di dekat eskalator: MOHON MAAF ESKALATOR SEDANG DALAM PERBAIKAN JUGA.

Bogowonto cemas. Keringat dingin mengucur membasahi jasnya.

"Bagaimana ini, stasiun baru kok lift dan eskalatornya mati," kata Roro Muria dengan bersungut-sungut.

"Sekali lagi mohon maaf Roro atas ketidaknyamanannya. Bagaimana kalau kita naik tangga saja."

"Apa? Kamu nyuruh aku ke lantai dua naik tangga setinggi itu?" jawab Roro Muria.

"Mohon maaf Roro atas ketidaknyamanannya. Bagaimana kalau kita tunggu saja, anak buah saya sedang memanggil teknisi."

"Kalau gitu aku balik aja ke apartemen. Tapi kok aku jadi meragukan keseriusan cintamu," jawab Roro Muria sambil berlalu meninggalkan Bogowonto.

Suasana hati Bogowonto kacau balau. Dia langsung memencet-mencet telepon genggamnya, menghubungi jin yang mengurusi pengadaan lift dan eskalator.

Namun, nada panggilannya hanya mendapatkan jawaban: Nomor yang Anda hubungi sedang tidak aktif atau berada di luar servis area.

Depok, 5 Juni 2022

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun