Puisi Setiyo Bardono
Biji cabai di sela gigi,
merusak tawa yang berderai.
Katamu: ini cara praktis bercocok tanam.
Aku tak punya sejengkal lahan.
Kataku: semoga lekas panen raya,
agar normal kembali harga-harga.
Seketika kulihat mulut-mulut mengangga,
tunas-tunas cabai bersemi di giginya.
Depok, 5/1/2017
-----------------------
Cabai
Puisi Setiyo Bardono
Meskipun harganya melambung tinggi, cabai keriting tak sempat ke salon untuk bersolek atau rebonding.
Meskipun harganya meroket ke langit, cabai rawit tak tenang dikejar tagihan kredit.
Meskipun penghasilannya naik berlipat, cabai-cabai lupa mengirim kabar gembira pada orang tuanya, petani cabai di desa.
Depok, 6/1/2017
-----------------------
Balado Ikan Cabai Merah
Puisi Setiyo Bardono
Berbahagialah ikan-ikan, pergi kemana saja tak perlu mandi dan menghias diri.
Berbahagialah ikan-ikan, hidup dalam kesederhanaan rasa, tanpa merisaukan cabai atau gula.
Berbahagiakah ikan-ikan? di akhir hayatnya harus tampil menggoda, terkubur cabai merah demi memanjakan lidah.
Pasar Minggu, 6/1/2017
-----------------------