Sejak mengunggah berita temuan Kartu Multi Trip, Anton menerima beberapa pesan di akun Facebooknya. Semua mengaku kehilangan tiket elektronik.
Sayangnya, belum ada yang bisa menulis dengan tepat atau setidaknya mendekati perkiraaan nilai saldo. Anton tersenyum. Ternyata banyak juga penumpang KRL yang kehilangan KMT.
Anton sempat bernafas lega saat seseorang mengaku kehilangan KMT bersaldo 250 ribu. Namun saat diminta mengirimkan foto tanda tangan, orang tersebut tak membalas lagi pesannya.
"Bagaimana Pak, sudah ada kabar baik?" tanya Paijo saat menyerahkan sebungkus gado-gado.
"Sudah ada beberapa yang mengaku kehilangan, tapi semuanya tak bisa menebak saldonya. Sabar Jo, kan baru dua hari," jawab Anton.
"Iya Pak Anton, saya paham. Maaf kalau saya sudah merepotkan Bapak," kata Paijo sopan.
"Nggak apa-apa Jo. Ini pakai lontong dan pedas kan?"
"Iya Pak, kan karetnya dua."
"Sip lah. O iya kamu pernah nggak bertanya pada tukang gado-gado, mengapa kalau pedas kok karetnya dua?" tanya Anton iseng.
"Wah belum pernah Pak. Mungkin SOP-nya begitu Pak."
"Kalau menurut pendapat kamu?"
"Ini mungkin lho Pak. Mungkin semacam falsafah tersirat agar saat menghadapi pedasnya kehidupan manusia harus lebih menguatkan ikatan iman dan keyakinan. Manusia kan menjalani dua kehidupan di dunia dan akherat nanti. Makanya karetnya dua."
"Bisa jadi Jo. Kamu hebat juga. Saya saja tidak pernah berpikir sejauh itu. Tahunya makan saja."
"Ah Bapak bisa saja. Kok jadi ngerumpi gado-gado ya Pak. Maaf, saya harus ke dapur dulu."
Anton tersenyum menatap tubuh Paijo hingga hilang dibalik pintu. Ternyata dibalik sebungkus gado-gado pedas terselip nilai-nilai kehidupan. Hebatnya, yang mengupas falsafah itu adalah seorang office boy. Kita memang tak boleh meremehkan seseorang.
Saat hendak membuka bungkusan gado-gado. Sebuah pesan masuk ke akun facebooknya.
"Pak Anton, mengenai KMT yang Bapak temukan, mungkin itu milik teman saya. Soalnya KMT-nya yang hilang juga ada tanda tangannya."
Dengan semangat, Anton bergegas menjawab pesan dari akun aditya gantenkz.
"Oke, kalau begitu suruh temannya menyebutkan perkiraan saldo dan mengirim foto tanda tangan."
Entah mengapa, tiba-tiba Anton merasa tak lama lagi akan ada titik terang.
Bersambung bagian 6