Tepat pukul 09.30 tanggal 11 Juli 2011 acara penandatanganan antara APINDO Perindustrian, Perdagangan dan UKM dibuka oleh Sofyan Wanandy Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia di lantai dua Kementrian Perindustrian di Jakarta. Dalam sambutannya dikatakan berulang-ulang, Pemerintah saat ini harus konsentrasi pada bidang masing-masing. Khusus Industri Perdagangan fokus pada pertumbuhan perekonomian, bukan main politik, kami sudah jenuh dengan tantangan saat ini dan masa mendatang. Indonesia Incorporated harus diwujudkan dengan kerjasama baik Industri dan perdagangan nasional secara terpadu. Sehingga apa yang sudah dicanangkan dalam roadmap Kadin Indonesia untuk memajukan UKM kita benar-benar terwujud. Mereka adalah ujung tombak perekonomian kita yang jumlahnya sangat besar, dan terbukti tangguh menghadapi persaingan global. Menteri Perindustrian menekankan betapa kuatnya arus barang masuk dari luar yang perlu diantisipasi, sebagai contoh peralatan mukena, tasbih yang menjamur di pasar Tanah Abang ternyata dari Malaysia. Namun hasil kerajinan seperti sepatu, tas kulit yang dipamerkan di lantai satu tidak kalah kualitasnya dibanding produk luar. Begitu juga Mendag Marie Elka Pangestu, mengharapkan pengertian CSR bagi perusahaan besar tidak terbatas memberikan sumbangan untuk dana pendidikan masyarakat sekitar usahanya, namun memberikan pembinaan teknis dan menjadi Customer bagi UKM-UKM terkait. Sehingga mereka bisa tumbuh dan membuka lapangan pekerjaan baru. Diseberang sini terdengar bisik-bisik pengusaha elektronika antara lain Rachmad Gobel dan Yeani Keet, bahwa perlu membuat Trade Center, dengan menampilkan karya anak bangsa berbasis budaya, sehingga dapat dipromosikan ke Manca negara. Mengapa mesti UKM-UKM yang berbasis usaha kreatif? Sebab mereka adalah usahawan-usahawan yang akan menjadi pilar ekonomi kerakyatan bangsa Indonesia. Acara ini diakhiri dengan peragaan busana batik rancangan putra putri kita, bercorak nekabudaya.
KEMBALI KE ARTIKEL