Jangan mengira bahwa orang yang memilih untuk diam itu karena tidak mampu membalas. Terkadang ia memilih diam agar tak ada orang yang terluka atau menyadari bahwa bila ia bicara, maka ucapannya tak akan bermanfaat.
Ada yang memilih diam karena merasa bahwa diam adalah jawaban terbaik. Dan ada juga yang memilih diam di saat amarah memuncak, agar tak ada orang lain yang dirugikan oleh amarahnya.
Banyak orang yang bicara untuk mendapatkan pembelaan, padahal ketika dia diam justru Allah yang membelanya langsung. Karena tidak sedikit orang berbohong untuk mendapatkan pembelaan, tak sedikit orang mencari kesalahan orang lain agar dapat membelaan, bahkan melebih-lebihkan ucapannya yang membuat orang lain saja yang mendengarnya tidak respek, bahkan Allah juga ga respek.
Ingatlah ketika Ibunda Mariam diam saat dihujat dan dihadang digerbang kota Al-Quds oleh kaumnya saat membawa bayi tanpa ayah (Nabi Isa) lalu Allah menolongnya dan mengizinkan bayi itu berbicara dan menjelaskan siapa dirinya, bahkan di abadikan Allah dalam Alquran surat Maryam.
Ingatlah ketika Hafsyah binti Umar ketika beliau membocorkan pembicaraan Nabi kepada Aisyah binti Abu Bakar. Lalu Nabi menceraikan Hafsyah dan Hafsyah menerimanya dengan diam ketika dipulangkan, bahkan Hafsyah dimarahin oleh Umar karena sudah menyakiti Rasulullah. Tapi karena diamnya Hafsyah Allah memerintahkan Jibril untuk menyuruh Rasul Rujuk kembali dengan Hafsyah dan diabadikan dalam Alquran surat At-Thalaq.
Tetapi....
Betapa dahsyatnya bicara, jika diammu dapat mengakibatkan celakanya orang lain. Betapa hebatnya bicara, bila dengan diammu dapat menjadikan ruginya orang lain. Betapa pentingnya bicara, bila dengan diammu dapat membuat tidak sadarnya kesalahan yang terus dilakukan orang lain.
Diam itu emas, tapi bicara bijak, benar, tepat dan sederhana adalah berlian. Jadi BICARA BAIK atau DIAM?