Sebuah fenomena yang semakin merayap dalam dunia pendidikan tinggi adalah "mager culture" di kalangan mahasiswa. Mahasiswa dianggap sebagai
agent of change dan
batu loncatan bagi bangsa Indonesia karena memiliki potensi dan ide - ide kreatif yang berguna untuk perkembangan bangsa kedepannya. Namun, apa yang akan terjadi jika
batu loncatan itu memelihara
mager culture? Benarkah mahasiswa yang terlibat dalam budaya "mager" pantas dianggap sebagai loser?
KEMBALI KE ARTIKEL