Saya masih ingat betul, tahun 2016 silam ketika beliau ikut turun di jalanan bersama teman-teman yang lain untuk menyuarakan ketidakadilan yang menimpa Ahok.
Dan ternyata dia bukan hanya garang di media sosial, tetapi kehadirannya di jalanan juga turut ikut membakar semangat teman-teman peserta aksi kala itu.
Tahun 2018 ketika ramai pemilihan Gubernur Sumut, dia sempat hadir beberapa kali di acara kopdar relawan pasangan Djoss di Medan, dan kebetulan waktu itu kami bersama teman-teman relawan yang ada di Medan, berada di garis perjuangan yang sama.
Saya memang tak mengenalnya secara pribadi. Namun nilai-nilai perjuangan yang relatif sama, itulah yang mendekatkan kami sedemikian rupa.
Selain itu, dia juga aktif dibeberapa komunitas relawan kemanusiaan. Bisa dikatakan, di mana ada bencana maka di situ lah dia hadir untuk memberikan bantuan kepada para korban.
Namun, kini dia telah pergi meninggalkan kita untuk selamanya.
Sedih ia, tak rela ia. Kenapa manusia sebaik dia yang harus pergi duluan?
Tapi itulah garis hidup. Sama seperti lagu yang kerap ia nyanyikan lewat petikan gitarnya, yakni waktu Tuhan pasti yang terbaik, walau kadang tak mudah dimengerti.
Selamat jalan kawan, kini penyakitmu sudah sembuh. Beristirahatlah dengan damai.