Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Menunggu Apalagi, Pak? Tunjukan Di mana Kakimu Berpijak

17 Februari 2015   19:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:01 69 0
Sudah dua kali loh Bapak mengulur-ulur waktu dalam memberikan keputusan yang jelas atas masalah yang ramai diobrolkan oleh masyarakat, masalah polemik KPK dengan Polri tepatnya. Jika Bapak lupa mengenai dua kali janji Bapak berhubung bertumpukan masalah yang Bapak hadapi, ijinkan saya untuk mengingatkannya :). Pertama saat masalah ini baru tumbuh dan akan berkembang, ketika Bapak baru mengumumkan calon tunggal yang ternyata disangkakan oleh KPK, Bapak berkata akan memberi keputusan setelah wakil rakyat menyelesaikan uji kepatuhan dan kelayakan atas calon yang Bapak ajukan, ternyata apa yang Bapak janjikan tidak terjadi. Bapak memang memberikan keputusan, namun keputusan Bapak mengambang dan tidak memberikan kepastian, hingga masalah kian berlarut dan kompleks, maaf jika saya sok pintar dalam pernyataan ini.

Kemudian Bapak melanglang ASEAN dengan janji akan menyelesaikannya dalam pekan sepulang dari perjalanan Bapak. Andai Bapak tahu betapa rindu kami menanti kepulangan Bapak, bahkan ketika disana Bapak membuat kerjasama yang aneh bin ajaib pun kami tak terlalu peduli, yang penting Bapak cepat pulang, tapi janji kembali tinggal janji. Bapak hanya tersenyum manis saat balik bertanya kapan sidang praperadilan selesai ketika Bapak ditanyakan mengenai keputusan tersebut. Sungguh manis senyuman Bapak

Kami sabar Pak, karena hanya tinggal beberapa hari saja dari akhir pekan yang Bapak janjikan dengan sidang putusannya, tepatnya besok harinya. Tentu Bapak dalam pikir bodoh kami telah menyiapkan berbagai pilihan mengenai hasil putusan sidang tersebut bukan? Kami juga sadar Pak, mungkin Bapak lelah dengan masalah negara ini yang bertumpukan sehingga berlibur dikampung halaman sambil berwisata kuliner bisa mengembalikan stamina dan keberanian Bapak. Kami sabar dan sadar kok Pak.

Tapi sekarang sudah esok hari dari sidang putusan tersebut Pak. Dari siang hingga kembali siang kami menunggu ucap putusan Bapak. Jika saya diperkenankan berkemah di Istana rimbun nan asri yang sekarang Bapak gemari untuk berkantor tentu saya sudah berkemah disana menunggu keputusan Bapak. Tentu Bapak tidak kembali lupakan? Apa libur dikampung halaman kemarin masih kurang cukup lama untuk mengembalikan semangat dan keberanian Bapak akan Revolusi Mental dan Nawacita yang Bapak mimpikan.

Saat ini saya sangat berharap Bapak bisa segara menunjukan dimana kaki Bapak berpijak dengan memberikan keputusan yang jelas. Sudah terlalu lama Pak, sudah terlalu larut. Kami hanya orang bodoh yang inginkan tontonan yang mencerdaskan dan mendidik bukan tontonan yang membingungkan serta menyesatkan. Dimata saya Bapak orang masih yang baik, tapi bolehlah saya mengutip lagu Trio Ambisi "tapi jangan kau coba tiga kali, jangan oh jangan lah...."

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun