Sampai belakangan ini saya justru sering hinggap disalah satu rumah yang ada disana, di Slarang. Dan setiap kali kerumah itu saya merasa lucu. Dulu cuma lewat-lewat setengah peduli, sekarang seringkali saya hampiri. Biasanya cuma bablas, sekrang jadi markas.
Dan kiranya begitu pulalah hidup. Kadang kita terfokus pada seseorang hingga tidak menyadari seseorang yang selalu ada tapi kerap kita lewati begitu saja. Tak terasa, tak teraba kehadirannya. Sampai suatu hari, seolah takdir menuntun kita untuk menoleh dan melihat, ada dia. Ada dia yang selalu ada. Yang bisa kita jadikan tempat berlabuh tanpa mesti jauh-jauh mengayuh..